Pipa Minyak PT Vale Bocor: Ancaman Serius untuk Danau Towuti dan Kehidupan Ekologis
LUWU TIMUR, TEKAPE.co – Pipa minyak milik PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Sabtu (23/8/2025), mengalami kebocoran.
Peristiwa ini bukan sekadar insiden teknis. Tumpahan minyak mentah berwarna hitam pekat itu kini meluber ke sawah, irigasi, hingga sungai yang langsung bermuara ke Danau Towuti — salah satu danau purba terluas di Sulawesi yang menyimpan keanekaragaman hayati endemik.
Informasi warga di lokasi, aroma minyak menyengat menusuk hidung begitu mendekati aliran irigasi. Permukaan air yang biasanya jernih kini dipenuhi lapisan hitam pekat mirip oli kotor, memantulkan kilau keperakan saat terkena cahaya matahari.
“Ini pertama kali kami lihat sawah seperti ini. Minyak meresap ke tanah, padi bisa mati semua,” kata Radink, warga yang sempat ke lokasi kebocoran.
Dari Sawah ke Danau Towuti
Ketua Pospera Towuti, Ulla, mengingatkan potensi pencemaran lebih luas.
“Minyak sudah masuk ke sungai, dan jalurnya jelas menuju Danau Towuti. Kalau sampai danau tercemar, bukan hanya pertanian, tapi ekosistem dunia bisa terganggu,” ujarnya, dengan nada gusar.
Danau Towuti sendiri adalah habitat bagi berbagai spesies unik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Danau Towuti bukan sekadar sumber air dan mata pencaharian nelayan lokal. Ia adalah rumah bagi spesies endemik langka: ikan buntal air tawar, udang merah Towuti, hingga kerang purba.
Banyak ilmuwan menyebut danau ini sebagai “laboratorium alami” untuk mempelajari evolusi.
Kehadiran minyak mentah yang melapisi air sungai bisa menjadi ancaman mematikan.
Ulla mengatakan, dampak minyak terhadap ekosistem air tawar bisa sangat fatal.
“Minyak membentuk lapisan di permukaan air, memutus suplai oksigen. Biota kecil seperti plankton dan serangga air bisa mati lebih dulu. Efek berantai ini bisa meruntuhkan rantai makanan di Danau Towuti,” jelasnya.
Penanganan Dipertanyakan
Meski PT Vale telah menurunkan tim tanggap darurat dengan oil boom dan oil trap, banyak pihak menilai respons itu terlalu standar untuk skala tumpahan besar.
Beberapa warga memperlihatkan alat penahan minyak yang sudah macet di sungai.
Pernyataan PT Vale
Head of Corporate Communication PT Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum, mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mengaktifkan crisis management team.
“Prioritas kami adalah memastikan keselamatan warga, pekerja, dan lingkungan. Kami mohon maaf atas insiden ini,” katanya.
Ujian Komitmen
Insiden ini kini jadi ujian nyata atas komitmen PT Vale dalam menjaga lingkungan.
Warga menuntut kepastian: bagaimana pemulihan sawah, bagaimana jaminan air sungai tetap layak digunakan, dan bagaimana perusahaan memastikan Danau Towuti terlindungi.
Bagi masyarakat Lioka, kebocoran ini bukan sekadar soal teknis pipa, tapi soal masa depan lahan pangan mereka.
Bagi dunia, ini menyangkut keselamatan salah satu danau purba terakhir dengan kekayaan hayati yang tak tergantikan. (rin)
Tinggalkan Balasan