Pamsimas Bakal Bangun Infrastruktur Air Bersih di Kecamatan Terpencil Luwu Utara
MASAMBA, TEKAPE.co – Tim Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Kabupaten Luwu Utara akan membangun infrastruktur air besih di kecamatan terpencil yang ada di Luwu Utara.
Tim Pansimas Luwu Utara, pekan lalu telah meninjau Kecamatan Rampi, yang merupakan satu dari tiga kecamatan terpencil di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Tim Pamsimas terdiri dari koordinator kabupaten (Tim ROMS), tim panitia kemitraan dan satker kabupaten (Bappeda, Dinas PUPR dan unsur non pemerintah) serta fasilitator (tenaga pendamping masyarakat).
Mereka mengunjungi empat desa di Rampi yang sudah mengikuti sosialisasi pada tingkat kabupaten yakni Desa Leboni, Onondowa, Rampi, dan Tedeboe.
Kunjungan guna melihat kesiapan desa sekaligus melakukan verifikasi proposal dengan mempelajari kondisi eksisting akses air minum masyarakat serta kelembagaan yang terbentuk sebagai pengelola dan pelaksana pembangunan infrastruktur.
“Tujuan Pamsimas ke Rampi untuk memastikan segala persiapan utamanya kelembagaan dan kelengkapan administrasi di desa rampung, sehingga pembangunan fisik dapat dilaksanakan di tahun 2019,” ujar koordinator program Pamsimas Luwu Utara, Andi Rafiuddin, Selasa 22 Januari 2019.
Rafiuddin menuturkan, dari hasil verifikasi lapangan empat desa, disimpulkan bahwa tiga desa dinyatakan layak menerima bantuan program Pamsimas yaitu Desa Leboni, Onondowa, dan Tedeboe.
“Desa Rampi dinyatakan tidak layak karena kondisi eksisting infrastruktur air minum di desa tersebut masih baik. Dari sekitar 70 KK (kepala keluarga) di Desa Rampi seluruhnya dapat mengakses air minum yang dibangun melalui kegiatan PNPM beberapa tahun lalu,” jelas Rafiuddin.
Rafiuddin yang akrab disapa Rafi menambahkan kalau kondisi eksisting pemanfaatan air minum di desa sangat menentukan layak tidaknya program masuk ke desa tersebut.
“Kita tidak menginginkan adanya tumpang tindih kegiatan. Desa yang belum ada kita bangunkan, yang belum sempurna kita sempurnakan melalui pengembangan, yang sudah berjalan baik kita tidak lakukan intervensi dan sebisa mungkin kita alihkan ke desa yang membutuhkan,” ujar Rafi.
Program Pamsimas juga bukan hanya persoalan berapa besar anggaran yang diperlukan, berapa panjang pipa yang terpasang namun lebih kepada jumlah warga yang dapat mengakses air minum dari program ini.
“Dalam menentukan desa penerima bantuan, kita memprioritaskan desa dengan pagu anggaran yang tersedia. Namun warga yang terlayani dari program ini jumlahnya banyak, selain itu bagi desa penerima bantuan diwajibkan agar tidak ada lagi warganya yang membuang air besar sebarangan,” tambahnya.
Selain melakukan verifikasi, tim juga melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat dalam menyusun rencana kerja masyarakat pada tiga desa yang dinyatakan layak.
Seperti menyusun rencana anggaran biaya sehingga fasilitator bersama masyarakat mengunjungi dan mengambil titik koordinat sumber air baku (intage) dan melihat kondisi bak penampung yang telah ada sekaligus memetakan jaringan pipa pada setiap desa untuk menghitung volume pekerjaan.
“Pamsimas adalah program nasional untuk mencapai target 100-100 yaitu 100 persen akses air minum dan 100 persen akses sanitasi sebagai layanan publik yang mendasar,” katanya. (*)
Tinggalkan Balasan