OPINI: Stabilitas Organisasi di Tengah Wabah Corona
Oleh: Aqidatul Izzah Hasrullah
(Immawati IMM Fisip Unismuh Makassar)
SEVERE acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Setelah mengepung wilayah Asia tenggara, virus corona atau COVID-19 akhirnya menyerang Indonesia. Dua orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020.
Pengumuman kasus virus corona pertama itu disampaikan langsung Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, di Istana Merdeka, Jakarta.
Sedikit sejarah mengenai perkembangan virus ini, Kasus virus corona pertama di Indonesia ini bermula dari adanya Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang yang positif virus corona mengunjungi Indonesia.
Terawan menyebut, WNA Jepang yang tinggal di Malaysia itu ternyata sudah terinfeksi COVID-19 saat datang ke Indonesia.
WNA Jepang kemudian mengonsumsi obat penurun demam, sehingga ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta tidak terdeteksi menggunakan alat thermo scanner.
Setelah kejadian tersebut. Setiap harinya media cetak ataupun media tv menyiarkan penambahan masyarakat yang positif corona.
Dilansir dari beberapa berita media online yang saya baca, salah satunya di berita kompas hari ini dikatakan bahwa Hingga hari ini, kasus virus ini sudah melebihi angka 3 ribu.
Dengan angka yang begitu tinggi pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurangi penyebaran. Salah satunya yaitu social distancing, menganjurkan agar masyarakat melakukan aktivitas di rumah saja, tidak keluar rumah kecuali dalam keadaan darurat.
Masalah yang dihadapi negara akibat pandemic virus corona pun bukan hal yang sepele, stabilitas prekonomian merosot turun mengakibatkan masyarakat tidak tenang dan mengalami disfora.
Berbagai keluhan pun dikeluarkan dari mulut seorang yang merasakan pedihnya perjuangan hidup di tengah pandemic virus corona. Berbagai kegiatan dihentikan, sekolah, kampus dan kantor ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan.
Dampak dari virus ini juga dirasakan oleh para aktivis, khususnya para mahasiswa yang bergelut di dunia organisasi. Organisasi menjadi tidak stabil, yang mengharuskan para mahasiswa untuk bekerja di rumah, melakukan segala hal di rumah saja dan tidak untuk melaksanakan kegiatan internal organisasi.
Stabilitas organisasi sangat diperlukan sebagai pendukung utama dalam menjalankan program kerja untuk mencapai visi organisasi. permasalahan klasik yang paling berpengaruh dalam stabilitas sebuah organisasi adalah kaderisasi yang tersendat dan permasalahan 3K (komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi) yang tidak berjalan dengan baik.
Dimana dalam teori pendekatan komunikasi organisasi, objektivis atau makro diartikan organisasi dipandang sebagai struktural global yang berinteraksi dengan lingkungan nya, memproses informasi dari lingkungannya.
Dalam artian bersosial kepada masyarakat adalah salah satu pendekatan komunikasi sehingga kordinasi dan kontrolisasi akan berjalan dengan baik.
Dalam keadaan seperti ini apakah bersosial secara langsung bisa dilaksanakan untuk mempertahankan stabilitas organisasi? Tentu saja tidak.
Berbagai kegiatan di rumah saja dilakukan oleh para pengurus dari organisasi untuk mempertahankan stabilitas organisasinya.
Contohnya yang lagi tren saat ini yaitu kegiatan yang dilaksanakan melalui via wathsapp ataupun aplikasi zoom, misalnya saja kajian online yang sebenarnya bertujuan untuk memberikan kebutuhan intelektual kepada kader. Pertanyaannya apakah efektif melakukan kegiatan seperti ini?
Dari beberapa kajian online yang saya ikuti, ada beberapa kendala ataupun masalah yang membuat kajian di rumah saja tidak berjalan efektif, misalnya kajian yang rancu dikarenakan proses kajian yang tidak tertib, adapula prsepsi mengatakan kajian seperti ini terlalu membosankan.
Bisa dikatakan, kajian di rumah saja ini tidak berpengaruh dalam upaya mempertahankan kestabilan suatu organisasi.
Komunikasi, koordinasi dan kontrolisasi yang kurang massif yang terjadi dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Secara tidak langsung akan berdampak dalam stabilitas organisasi.
Untuk mempertahankan kestabilan suatu organisasi, apalagi dengan kondisi yang membuat jarak yang begitu jauh, menurut saya yang paling terpenting saat ini yaitu KOMUNIKASI. Mengapa?
Pentingnya komunikasi memang tidak dapat disangkal.
Apabila komunikasi sudah tidak terjalin di sebuah organisasi, maka otomatis koordinasi dan kontrolisasi tidak akan berjalan, dan stabilitas organisasi menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan sebuah organisasi akan mati.
Di tengah pandemic virus corona, kita sudah dituntun untuk berfikir keras dalam menjalankan sebuah organisasi di keadaan seperti ini.
Walapun jarak yang berjauhan tapi jangan biarkan mengikutsertakan jiwa kita kedalamnya. Karena ini adalah tanggung jawab bersama. (*)
Tinggalkan Balasan