Kisah Siswi SMP di Sulsel Ngaku Jadi Korban Budak Seks AKBP M, Propam: Dalam Lidik
MAKASSAR, TEKAPE.co – Perwira polisi berpangkat AKBP di Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap siswi SMP. Bahkan korban mengaku dijadikan sebagai budak seks oleh pelaku.
Aksi bejat perwira polisi berinisial M itu diduga telah berlangsung sejak Oktober 2021 lalu dan terus berlangsung hingga Februari 2022.
Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Agoeng Adi Koerniawan kepada wartawan mengatakan, kasus tersebut dalam lidik.
BACA JUGA:
Oknum Perwira Polisi Berpangkat AKBP di Sulsel Ditahan, Diduga Setubuhi Siswi SMP
Propam Polda Sulsel dikabarkan telah mengantongi hasil visum korban dari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
“Kalau sudah terbukti, kita akan proses tuntas,” kata Agoeng, Selasa 28 Februari 2022.
Agoeng juga mengatakan, dalam kasus ini pihaknya perlu berhati-hati.
“Inikan anak kecil, jadi kita harus hati-hati,” tuturnya.
Kakak kandung korban, AI (28) buka suara terkait kasus yang menimpa adiknya. Dia membenarkan adiknya jadi korban budak seks oknum perwira polisi selama berbulan-bulan.
“Iya, sudah lima bulan ditiduri (perkosa) saya punya adik,” ucap AI saat dikonfirmasi terpisah oleh wartawan, Senin 28 Februari 2022.
AI mengatakan, bahwa korban selama ini menjadi pembantu di rumah AKBP M, sejak September 2021 dan oknum polisi itu melakukan aksi bejatnya pada Oktober 2021.
“Waktu adik saya baru kerja tiga hari, dia (AKBP M) sudah mencoba setubuhi saya punya adik, tapi adik saya tidak mau,” terangnya.
“Tapi adikku masih lanjut kerja. Dia masuk kerja bulan 9 pertengahan. Bulan 10 adikku sudah dia setubuhi,” katanya.
Sejak saat itu, AKBP M dituding terus memperkosa korban. Korban diduga menjadi budak seks pelaku hingga pada Februari 2022.
“Banyak kali (korban diperkosa) pengakuannya, kalau menurut pengakuan dalam sebulannya ada 3 kali. Sekarang jalan 5 bulan (Oktober-Februari),” cetus AI.
Korban berinisial IS menceritakan, dirinya dicabuli oleh AKBP M sejak ia baru bekerja di rumah pelaku. Ia mengaku pelaku terus memaksanya dengan iming-iming ingin membiayai biaya sekolahnya dan membiayai hidup keluarganya.
Korban IS sendiri menerangkan bahwa dirinya memang hidup miskin bersama keluarganya dan menerima pekerjaan sebagai ART di rumah polisi tersebut.
IS mengaku diperkosa di rumah kedua milik majikannya. Sedangkan anggota keluarga sang majikan tinggal di rumah yang pertama. (*)
Tinggalkan Balasan