Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Presiden Jokowi Perkenalkan Mega Proyek Pembangunan 3 Bendungan Besar di Sulsel

Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo. -ft:twitter Jokowi-

MAKASSAR, TEKAPE.co – Pemerintah pusat telah menggelontorkan ratusan miliar APBN untuk membangun tiga mega proyek‏ pembangunan bendungan di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tiga mega proyek yakni Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Gowa, dan Pamukkulu di Takalar. Bendungan di Wajo ini rencananya akan diresmikan langsung Presiden Jokowi, Selasa 3 Juli 2018 ini.

Ketiganya akan meningkatkan tampungan air 261,23 juta m3, dan mengairi 20.150 ha lahan irigasi di tiga kabupaten sentra pangan itu.

Tiga bendungan yang tengah dibangun di Sulsel itu diperkenalkan khusus Presiden Jokowi. Dalam akun twitter miliknya, @jokowi, memperkenalkan tiga bendungan itu, yang diklaim akan mampu mengairi 20.150 ha lahan irigasi di tiga kabupaten sentra pangan itu.

“Tiga bendungan besar sedang dibangun di Sulawesi Selatan: Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Gowa dan Pamukkulu di Takalar. Ketiganya akan meningkatkan tampungan air 261,23 juta m3, dan mengairi 20.150 ha lahan irigasi di tiga kabupaten sentra pangan itu,” kicau Jokowi, Sabtu 30 Juni 2018.

Sementara itu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dalam keterangan resminya, di hadapan wartawan, di Jakarta, mengatakan pihaknya berupaya menyelesaikan pembangunan ketiga bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut sesuai target.

Basuki mengatakan, pembangunan tiga bendungan akan meningkatkan tampungan air sebesar 261,23 juta m3 di tiga daerah di Sulsel tersebut.

Untuk diketahui, Bendungan Paselloreng mulai dibangun sejak pertengahan 2015 akan mengairi lahan irigasi seluas 7.000 ha.

Kapasitas tampung maksimal bendungan yakni 138 juta m3, atau 9 kali lebih besar dari bendungan Raknamo dengan kapasitas 14 juta m3 yang diresmikan Presiden Joko Widodo awal tahun 2018 lalu.

Manfaat lainnya akan menjadi sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 305 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 2,5 MW, konservasi air, pengendali banjir Sungai Gilireng, perikanan air tawar dan pariwisata.

Adapun, bendungan Passeloreng merupakan salah satu dari 9 bendungan yang akan rampung tahun 2018, selain bendungan Rotiklod di NTT, Tanju, Mila dan Bintang Bano di NTB, Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Sei Gong di Batam, dan Sindang Heula di Banten.

Konstruksi Bendungan Paselloreng dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT Bumi Karsa atau kerjasama operasi (KSO) dengan biaya Rp736 miliar. Sementara itu, konsultan supervisi adalah PT Mettana, PT Timor Konsultan, PT Raya Konsultan dengan nilai kontrak supervisi sebesar Rp37,5 miliar. Progres fisik Bendungan Paselloreng hingga Juni 2018 telah mencapai 73,01%.

Sementara itu, bendungan Karalloe yang mulai dibangun Desember 2013 saat ini progresnya sudah mencapai 53,81% dan ditargetkan rampung tahun 2019. Kapasitasnya sebesar 40,53 juta m3 yang akan digunakan mengairi lahan irigasi seluas 7.000 ha, sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MW, pengendali banjir, konservasi air dan pariwisata.

Konstruksi bendungan dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan Rp568 miliar dan konsultan supervisi oleh KSO antara PT Widya Graha Asana, PT Tata Guna Patria, PT Bintang Tirta Pratama, PT Catur Bina Guna Persada dengan nilai Rp15 miliar.

Adapun, bendungan Pamukkulu dimulai pembangunannya pada November 2017, memiliki kapasitas tampung maksimum 82,7 juta m3. Manfaatnya akan mensuplai irigasi seluas 6.150 ha, penyediaan air baku Kota Takalar sebesar 160 liter/detik, pengendalian banjir, konservasi air, pengembangan pariwisata, dan perikanan air tawar.

Pembangunannya dibagi menjadi 2 paket konstruksi. Paket 1 senilai Rp852 miliar dikerjakan PT. Wijaya Karya (Persero) – PT Daya Mulia Turangga untuk pekerjaan diantaranya pembangunan bendungan utama.

Sementara itu, paket 2 senilai Rp811 miliar dikerjakan oleh kontraktor PT Nindya Karya dengan pekerjaan diantaranya relokasi jalan dan rehabilitasi jalan masuk, terowongan pengelak, bendungan pelimpah, dan pekerjaan hidromekanikal

Sebagai informasi, biaya pembebasan lahan ketiga bendungan tersebut menggunakan mekanisme dana talangan. Melalui mekanisme tersebut kontraktor dapat membayar lahan yang telah siap dibebaskan dan akan diganti pembayarannya oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini