Jelang Panen Raya, Harga Gabah Anjlok di Tengah Mahalnya Beras, Wahyu Napeng: Harus Jadi Perhatian Serius Pemkab Luwu
LUWU, TEKAPE.co – Jelang panen raya di Kabupaten Luwu harga gabah tingkat petani anjlok. Kondisi tersebut berbalik dengan tingginya harga beras di pasaran. Hal ini membuat petani tak bisa menikmati hasil panen pertama tahun ini.
Sebelumnya harga gabah di tingkat petani yang sebelumnya sempat menembus harga Rp7.500 per kilogramnya, kini anjlok di sekitar harga Rp5.500-6.000.
“Kita ketahui saat ini harga beras di pasar dan tokoh-tokoh masih sekitar Rp14.000 per kilogram, kalau harga seperti itu seharusnya Harga Gabah di petani juga harus naik minimal Rp7.000-8.000 perkilogramnya,” ujar, Ketua Perpadi Luwu, Wahyu Napeng, Kamis, 04 April 2023.
Wahyu, menegaskan berbeda kondisi harga saat ini dimana harga beras di lapangan itu masih ada Rp14.000 pergilogramnya, sementara harga jual gabah di petani hanya Rp.5.500-6000.
“Kalau harga gabah sesuai dengan harga Harga Eceran Tertinggi, seharusnya harga beras juga harus turun. Seharusnya harga beras di pasaran sesuai dengan harga HET dari Rp9 ribu samapai Rp10 ribu mengikuti harga gabah perhari ini,” jelasnya.
Wahyu mengatakan panen kali tentu tidak akan memberikan keuntungan bagi para petani. Mengingat biaya produksi saat awal musim tanam, perawatan, pemupukan hingga biaya saat panen cukup tinggi.
“Kalau harga gabah seperti itu, tentu petani belum mendapatkan keuntungan yang signifikan. Ada perbedaan jauh antara harga beras dipasaran dengan harga gabah saat ini,” jelasnya.
Lanjut, Wahyu Napeng, mengharapkan agar ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah. Ia juga mengingatkan agar Pemerintah turun langsung ke lapangan untuk mengawasi langsung hal ini, jangan sampai ada oknum-oknum pengusaha yang memanfaatkan kondisi ini.
“Ini harus menjadi perhatian serius Pemerintah apalagi ini sudah masuk panen raya, dan menjelang hari raya Idulfitri, tentu masyarakat petani sangat berharap pada hasil panen mereka tahun ini,” ungkapnya.
“Kami juga harap Pemerintah daerah agar betul-betul mengawasi soal harga gabah ini, jangan sampai ini menjadi keuntungan bagi oknum-oknum pengusaha. Mengingat di Luwu tidak ada lagi penggilingan beras yang berproduksi,” tambahnya. (ham)
Tinggalkan Balasan