Intip Anggunnya Istri Bupati dan Wabup Luwu Berbalut Baju Bodo
MAKASSAR, TEKAPE.co – Lomba Fashion Show Baju Bodo memeriahkan Musda dan Raker Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan, di Hotel Claro Makassar, Kamis 8 Agustus 2019.
Ketua dan Wakil Ketua Dekranasda Luwu, yang merupakan istri Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Luwu, tampil anggun berbalut buasana baju adat, baju bodo dalam lomba fashion show itu.
Wakil Ketua Dekranasda Luwu, Elnita Pakolo, tampil dengan menggunakan Busana Labbu. Sementara Ketua Dekranasda Luwu, Hj Hayarna Hakim, tampil elegan di atas panggung dengan menggunakan Baju Bodo (Baju Tokko) berwarna hijau.
Baju Bodo berwarna hijau yang dikenakan Hj Hayarna Hakim terinspirasi dari hamparan hutan nan hijau dan asri.
Ini menggambarkan wilayah Kabupaten Luwu. Tema busana yang di gunakan adalah pesona hijau yang menceritakan bagaimana hubungan manusia dan alam.
Baju bodo atau baju tokko adalah pakaian tradisonal perempuan wija to Luwu, yang merupakan salah satu busana tertua di dunia, karena menggunakan bahan dari kain muslim yang pembuatannya dimulai pada tahun 1298.
Baju Tokko biasanya dipadukan dengan lipa’ sabbe dan berbagai macam aksesoris khas seperti pinang goyang, bando, bangkarak, geno, simataiya, pinto, pattodo, dan bunga niguba.
Dahulu, perempuan Luwu menjadikan baju tokko atau baju bodo sebagai baju kerajaan.
Pada dasarnya baju tokko memiliki aturan pemakaian yang didasarkan pada perbedaan alam strata kebangsawanan misalnya baju tokko berwarna hijau (ido) hanya boleh dikenakan oleh para bangsawan dan keturunannya.
Dalam bahasa Luwu disebut mirara takku. Berasal dari kata ‘na-takku-rara-na’ yang berarti, mereka yang memakai baju tokko maido adalah mereka yang menjunjung tinggi harkat dan kebangsawanannya.
Baju Tokko biasanya dipakai pada acara adat atau formal dengan sentuhan modern dan mewah.
Mengacu pada tugas pokok Dekranasda adalah membina, mengembangkan dan menggali potensi daerah, maka baju tokko ini akan dikembangkan.
Namun tetap mempertahankan identitas tradisional, sebagai warisan budaya dan tetap harmoni serta dengan sentuhan kreatifitas untuk memberikan kesan fasion kekinian. (hms)
Tinggalkan Balasan