Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Haji Uma Kunjungi Denpomal Lhokseumawe, Pantau Langsung Proses Hukum Kasus Pembunuhan Sales Mobil

Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman, S.Sos, atau Haji Uma, melakukan kunjungan ke Markas Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Lhokseumawe, Jumat 11 April 2025. (ist)

ACEH, TEKAPE.co – Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman, S.Sos, yang lebih dikenal dengan nama Haji Uma, melakukan kunjungan ke Markas Detasemen Polisi Militer Angkatan Laut (Denpomal) Lhokseumawe, Jumat, 11 April 2025.

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menelusuri perkembangan kasus dugaan pembunuhan yang melibatkan oknum prajurit TNI AL terhadap seorang sales mobil asal Aceh Utara, Hasfiani.

Haji Uma disambut langsung oleh Komandan Denpomal Lhokseumawe, Mayor Laut (PM) Anggiat Napitupulu, yang turut mendampingi dalam pertemuan dengan tersangka berinisial ID di ruang tahanan.

Dalam pertemuan tersebut, Haji Uma sempat berdialog dengan ID untuk menggali motif di balik tindakan keji yang dilakukannya.

Kepada Haji Uma, ID mengakui perbuatannya dan menyebut bahwa tindakannya dilakukan karena khilaf. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya memilih mobil milik agen sebagai sasaran karena dinilai lebih mudah dicuri ketimbang mobil rental yang umumnya dilengkapi perangkat GPS.

“Mobil agen lebih gampang dicuri, sedangkan mobil rental mayoritas dipasang GPS dan mudah terdeteksi,” ujar ID sambil menangis dan mengungkapkan penyesalannya.

Menanggapi pengakuan itu, Haji Uma mengecam keras tindakan pelaku dan menegaskan bahwa perbuatan tersebut sangat tidak manusiawi, terlebih dengan adanya anak dan istri korban yang ditinggalkan. “Perbuatannya sungguh keji dan harus dipertanggungjawabkan secara hukum,” kata Haji Uma.

Dalam keterangannya kepada media, Haji Uma menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melakukan konsultasi langsung dengan pihak militer dan memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan.

Ia juga menekankan pentingnya menggali informasi dari pelaku sebagai bahan evaluasi dan pembenahan ke depan.

Dari pengakuan ID, terungkap bahwa aksi kejahatan itu dirancang setelah ia berkenalan dengan korban lewat Facebook.

Setelah berkomunikasi, ID mengatur pertemuan untuk transaksi yang berujung pada perampokan dan pembunuhan. Ia juga membawa senjata api dalam aksi tersebut, yang menurut pengakuannya diperoleh secara pribadi dari Lampung.

“Ini menjadi catatan penting bagi kita. Peredaran senjata ilegal perlu ditelusuri lebih serius oleh pemerintah,” ujar Haji Uma.

Dalam pertemuan dengan Mayor Laut Anggiat Napitupulu, Haji Uma turut menanyakan perkembangan penanganan hukum terhadap ID.

Disebutkan bahwa berkas perkara telah dilimpahkan ke Polisi Militer di Banda Aceh dan kini tengah dalam penanganan auditor militer. Sementara itu, lokasi sidang masih dipertimbangkan, termasuk kemungkinan digelar di Lhokseumawe guna memudahkan kehadiran saksi-saksi.

“Kita akan terus memantau proses hukum ini agar keadilan bagi korban dan keluarganya benar-benar ditegakkan,” tutup Haji Uma. (I)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini