Hadapi Pandemi, Dosen IAIN Palopo Beri Tips Agar Tidak Panic Buying
PALOPO, TEKAPE.co – Akibat pandemi virus corona (Covid-19), masyarakat di beberapa daerah di Indonesia tiba-tiba membeli barang dalam jumlah besar (panic buying).
Hal tersebut juga sempat terjadi di Kota Palopo, akibat adanya beberapa informasi tidak jelas atau tidak utuh yang beredar di tengah-tengah masyarakat.
Dosen Program Studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Palopo, Dr Subekti Masri, M.Sos.I, mengatakan, Rabu 1 April 2020, dasar perilaku panic buying, adalah akibat kecemasan menghadapi wabah corona.
Informasi yang tidak utuh inilah diakuinya membuat kecemasan masyarakat muncul. Untuk mengatasi perilaku ini, ia meminta masyarakat bertindak berdasarkan informasi yang benar.
Dirinya juga perihatin terhadap kondisi masyarakat yang sangat gampang panik akibat efek ancaman covid19.
Kepanikan itu menurutnya adalah sesuatu yang wajar, namun tidak mesti berlarut-larut, apalagi sampai merugikan diri dan orang lain. Katanya informasi covid19 memang sangat mengganggu sikologi masyarakat.
Untuk itu, harus mengambil perspektif rasional untuk masalah yang sangat nyata dan kompleks ini.
Baginya, untuk mnghadapi kondisi seperti ini, yang mesti dilakukan adalah selalu berfikir positif dan tidak gampang termakan berita yang tidak valid, atau berita hoax.
Tidak hanya itu, dosen sekaligus Ketua Program Studi BKI IAIN Palopo ini juga memberi beberapa tips agar tetap tenang ditengah gempuran covid19.
“Sikap tenang sangat dibutuhkan, agar kondisi tetap kondusif ditengah ancaman covid19. Sikap seperti itu sudah sangat membantu pemerintah untuk menangani masalah yang ada,” ungkapnya.
Adapun tips untuk mengurangi perasaan panik, baginya bagaimana kita mesti membuat kesibukan yang dianggap itu cukup menyenangkan untuk dikerjakan.
“Hal itu bisa mengurangi beban pikiran agar tidak berlarut-larut dalam ketakutan teror covid19,” tandasnya.
Tips kedua yakni dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, bagaimana kita terus berkomunikasi dengan orang-orang dekat kita, agar silaturahim tetap jalan dan itu dapat membuat kita merasa lebih legah.
“Hal ini bisa membuat perasaan kita lebih baik, tidak merasa tertekan dengan ketautan-ketakutan yang terus menghantui, hingga menganggu pikiran kita,” ungkapnya.
Selain itu, atur jenis dan kuantitas informasi yang dikonsumsi setiap harinya.
Berikan waktu pada otak untuk beristirahat dan jangan terlalu memikirkan apa yang telah dibaca atau dilihat.
Terakhir, luangkan waktu untuk perawatan diri. Saat Anda sudah merasa baik, kuat, dan sehat, berarti Anda telah berhasil atau mampu mengatasi apa pun yang terjadi di sekitar Anda. (ishak)
Tinggalkan Balasan