BPS Rilis Data Terbaru: Kemiskinan di Luwu Timur Turun Jadi 5,79 Persen, Biaya Hidup Meningkat
MALILI, TEKAPE.co — Kabupaten Luwu Timur kembali mencatat perkembangan positif dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Luwu Timur merilis data Profil Kemiskinan Per Maret 2025 pada 20 Oktober 2025 dan menunjukkan penurunan signifikan jumlah penduduk miskin.
Pada Maret 2025, jumlah penduduk miskin tercatat 18,55 ribu jiwa, turun sekitar 2,15 ribu jiwa dibandingkan Maret 2024. Secara persentase, angka kemiskinan juga menurun dari 6,55 persen menjadi 5,79 persen, atau turun 0,76 poin persentase.
Kepala BPS Luwu Timur, Muh Husri Harta Saham, menjelaskan bahwa tren penurunan ini telah berlangsung selama delapan tahun terakhir.
“Sejak 2018, jumlah penduduk miskin di Luwu Timur cenderung menurun dari tahun ke tahun. Hanya pada 2021 dan 2023 terjadi kenaikan, masing-masing menjadi 20,99 ribu jiwa dan 21,97 ribu jiwa,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, 19 November 2025.
Meski sempat fluktuatif pada 2021 hingga 2024, penurunan signifikan kembali terjadi di 2025. Pada 2018, persentase penduduk miskin berada di titik tertinggi, yakni 7,23 persen, sebelum bergerak turun hingga 2025. Kenaikan hanya terjadi pada 2021 dan 2023 masing-masing sebesar 6,94 persen dan 6,93 persen.
Posisi Luwu Timur di Sulawesi Selatan
Dalam perbandingan antarwilayah, Luwu Timur berada pada posisi ke-4 sebagai kabupaten/kota dengan persentase kemiskinan terendah di Sulawesi Selatan.
Capaian ini menunjukkan daya saing ekonomi daerah yang terus menguat.
P1 dan P2 Ikut Membawa Kabar Baik
Tidak hanya angka kemiskinan, indikator kedalaman dan keparahan kemiskinan juga membaik.
- P1 (Kedalaman Kemiskinan) turun menjadi 1,20
- P2 (Keparahan Kemiskinan) turun menjadi 0,32
Penurunan dua indikator ini menunjukkan bahwa:
- Rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati Garis Kemiskinan.
- Kesenjangan pengeluaran antarpenduduk miskin makin mengecil.
- Kualitas hidup rumah tangga miskin membaik secara struktural, bukan hanya angka absolut.
Garis Kemiskinan Naik: Biaya Hidup Makin Tinggi
Di sisi lain, BPS juga mencatat peningkatan Garis Kemiskinan Kabupaten Luwu Timur menjadi Rp469.563 per kapita per bulan, angka tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Garis kemiskinan ini naik 2 persen dibandingkan 2024.
Artinya, biaya hidup masyarakat ikut meningkat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.
Untuk diketahui, seseorang dikategorikan miskin apabila pengeluaran bulanannya berada di bawah Rp469.563 per kapita.
BPS: Meski Tantangan Naik, Penurunan Kemiskinan Tetap Terjaga
Selama 2018–2025, Garis Kemiskinan di Luwu Timur naik secara konsisten. Kenaikan terbesar tercatat pada 2023 sebesar 11,17 persen.
Meskipun tekanan biaya hidup terus meningkat, pemerintah daerah dinilai berhasil menahan angka warga yang jatuh ke kategori miskin.
Ke depan, hasil pemantauan indikator kemiskinan ini diharapkan dapat menjadi dasar perencanaan program perlindungan sosial dan strategi penguatan ekonomi masyarakat di wilayah Luwu Timur. (*)



Tinggalkan Balasan