Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Arogansi Kapolsek Mallusetasi, Larang Wartawan Liput Tambang Galian C

Tangkapan layer: Kapolsek Mallusetasi, AKP Iriansyah, saat menegur sejumlah jurnalis yang meliput aktivitas tambang galian C di Kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kamis (16/10/2025). Video ini viral di media sosial dan menuai kritik dari publik.

BARRU, TEKAPE.co – Sebuah video memperlihatkan Kapolsek Mallusetasi, AKP Iriansyah, diduga mengintimidasi sejumlah jurnalis saat meliput aktivitas tambang galian C di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, viral di media sosial, Kamis (16/10/2025).

Video berdurasi sekitar satu menit itu beredar di grup WhatsApp Info Kejadian Barru.

Dalam rekaman, AKP Iriansyah tampak mengenakan seragam lengkap saat mendampingi kunjungan anggota DPRD Barru di lokasi tambang, Kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi.

Awalnya, ia terlihat berdebat dengan warga. Namun kemudian berbalik menegur sejumlah jurnalis yang sedang merekam kegiatan tersebut.

“Woi jangan ambil gambar-gambar, bos. Kamu siapa? Mana kartu medianya, surat perintahnya mana?” ujar Iriansyah dengan nada tinggi, sambil menunjuk salah satu jurnalis.

Ia juga meminta para jurnalis tidak mengambil gambar di lokasi tambang.

“Tidak usah kau ambil gambar yah. Kalau saya keberatan boleh. Ini gambarku. Saya Kapolsek Mallusetasi AKP Iriansyah, tidak pernah bagigi mundur,” katanya lantang dalam video itu.

Kontributor CNN Indonesia di Barru, Risal, yang turut meliput, mengaku sudah menunjukkan kartu persnya saat diminta. Namun, sikap Iriansyah disebut tetap arogan dan emosional.

“Kami sudah perlihatkan kartu pengenal, tapi dia tetap marah dan melarang ambil gambar,” ujar Risal.

Menanggapi hal itu, AKP Iriansyah membantah telah melarang jurnalis meliput. Ia mengaku hanya menanyakan identitas jurnalis karena situasi di lokasi sempat menegangkan.

“Itu hanya karena suasananya ramai, saya tanya dulu dari mana. Setelah tahu dari media, sudah selesai. Tidak ada perdebatan,” katanya.

Ia menambahkan, kekesalannya muncul karena anggota DPRD Barru datang ke lokasi tambang tanpa koordinasi yang jelas.

“Ada perasaan dongkol juga karena surat kunjungan itu tidak jelas, tidak bertuan,” ujarnya.

Video tersebut memicu kritik dari publik dan komunitas jurnalis di Barru yang menilai sikap aparat itu berlebihan dan tidak menghormati kebebasan pers. (Erwanuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini