Anaknya Mencabuli, Oknum Satpol PP Sinjai Malah Balik Ancam Bunuh Ayah Korban
SINJAI, TEKAPE.co – Oknum Satpol PP Sinjai, Iskandar, diduga melakukan pengancaman terhadap ayah korban pencabulan, Syamsul Bahri alias Samba, yang juga wartawan Tribun Timur Biro Sinjai, Kamis 21 Februari 2019.
Pengancaman Oknum Satpol PP itu dilakukan di depan SPK Mapolres Sinjai, Sulsel.
Menurut salah satu saksi mata, Didin, menjelaskan, terduga pelaku pengancaman Iskandar, dengan tendensi suara keras terhadap aparat kepolisian.
Iskandar mendesak agar Sambah ditahan, dan jika tidak ditahan Iskandar dan keluarganya mengancam akan membunuhnya.
”Kalau Sambah tidak ditahan, kami akan habisi dan akan hilangkan nyawanya, kalau bukan dia yang bunuh ka saya yang bunuh dia,” ungkap Iskandar, dalam bahasa Bugis, seperti ditirukan Didin.
Oknum Satpol PP itu marah, lantaran Samba, ayah korban pencabulan, secara refleks memukul bagian jidat pelaku pencabulan terhadap anaknya, usai pembacaan tuntutan oleh jaksa di Pengadilan Negeri Sinjai.
Pelaku pencabulan adalah anak Iskandar, oknum Satpol PP itu. Ia tidak terima dipukul oleh orang tua korban pencabulan, sehingga keluarga pelaku pencabulan melapor di Polres Sinjai.
Terpisah, Sambah menjelaskan bahwa ketika sidang pencabulan digelar dipengadilan Negeri Sinjai, dirinya hadir.
Korban pencabulan adalah anak dari Sambah, yang umurnya baru 6 tahun.
Sambah yang selama ini merahasiakan kejadian itu, kepada keluarga dan teman-temannya, tak kuat menahan emosi saat melihat pelaku yang tega menghancurkan masa depan anaknya itu.
Samba mengaku secara refleks memukul dahi pelaku pencabulan, sehingga menyebabkan benjolan kecil di dahi terdakwa.
”Saya khilaf saat suasana sidang, karena merasa iba melihat anak saya yang dicabuli oleh pelaku JH, tiba-tiba dadaku sesak dan saat itu saya khilaf, sehingga refleks saya pukul kepalanya karena munculnya rasa kasihan membayangkan kejadian yang dialami anak saya,“ ujarnya.
Aksi keluarga pelaku pencabulan ini mendapat respon dari sejumlah rekan Samba.
Mereka menyayangkan keluarga korban yang dinilai tidak punya hati dengan mengeluarkan ucapan pengancaman dan bahkan tidak ada rasa bersalah padahal mereka merupakan keluarga dari pelaku perbuatan yang tidak senonoh dan memalukan itu.
“Seharusnya mereka itu punya malu keluarganya yang menjadi pelaku baru mereka lagi yang mencak mencak mau membunuh, terbalik seharusnya itu pelaku yang mereka habisi, karena sudah bikin malu keluarganya dan berbuat yang tidak senonoh. (*)
Tinggalkan Balasan