Sudah Sebulan Amblas, Jalan Poros Penghubung Paniki-Bokin Butuh Penanganan Cepat
TORAJA UTARA, TEKAPE.co – Jalan poros penghubung Paniki-Bokin di Lembang Sapan Kua-kua, Kecamatan Buntao’, Kabupaten Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan, mengalami rusak parah, akibat tanah amblas.
Jalan amblas itu telah sebulan, namun belum ada pembenahan dari Pemkab Torut, hingga Senin 7 Februari 2022.
Akibatnya, jalan tersebut sulit dilalui kendaraan roda dua, maupun roda empat. Sebab membahayakan pengguna jalan yang melintas.
Juga, berpotensi menelan korban jiwa, lantaran di atas badan jalan ada rumah warga yang terancam longsor.
Padahal, poros ini adalah akses penghubung dua kecamatan Buntao Rantebua, Nanggala. Jalan poros tersebut jalan kabupaten.
Kalau jalan itu terputus, maka bisa menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena itu akses utama masyarakat.
“Tanah ini amblas sejak satu bulan lalu. Kondisi jalan itu bisa saja menelan korban jiwa. Sebab di atas badan jalan ada rumh warga yang terancam longsor, jika jalan ini tidak cepat ditangani oleh instansi terkait,” kata Kepala Lembang Sapan Kua-Kua, Yosis Tandi Paty, kepada tekape.co, Senin 7 Februari 2022.
Terlihat jalan itu kian hari kian bertambah parah. Amblasnya sudah begitu dalam, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan, jika terus dibiarkan terlalu lama.
Yosis mengaku, pihaknya bersama masyarakat sudah melakukan penanggulangan darurat, dengan melakukan penimbunan menggunakan material batu pecahan atau urpil, tapi masih saja amblas.
“Jalan amblas itu sudah satu bulan lebih. Hal itu diakibatkan oleh faktor alam. Kemudian selama ini kami sudah perbaiki dengan swadaya masyarakat. Sementara pihak perusahaan yang melakukan pengaspalan atau pihak rekanan juga sudah ikut berusaha membantu memperbaiki jalan itu, tapi masih saja amblas setiap harinya,” ujar Yosis.
Ia menambahkan, sampai saat ini pihak BPBD Torut belum menanggapi atau memberikan perhatian khusus terkait hal ini.
“Saya sudah pernah laporkan ke BPBD, tapi hingga kini belum ada respon atau tanggapan. Karena jika dibiarkan berlarut-larut ini merugikan masyarakat bahkan bisa menelan korban jiwa di jalanan,” ucapnya.
Terpisah, salah seorang Alumni UKI Toraja Jurusan Teknik Sipil, Jefri, yang juga warga Paniki, menjelaskan, amblasnya jalan tersebut disebabkan karena drainase kurang baik dan struktur bawah tanah yang lembek.
“Hal itu lantaran air lewat bawah tanah dan selama dikerja selalu amblas di titik tersebut. Karena memang struktur bawah tanahnya yang terdapat mata air. Jadi harus dengan perencanaan yang tepat untuk penanggulangan lapisan bawah tanah yang lembek,” ujar Jefri.
Jefri menjelaskan, agar jalan amblas itu bisa efektif penanganannya, ia memberikan beberapa solusi.
“Jadi solusinya harus memakai perkerasan kaku, yakni dengan jalan beton yang memakai tulangan. Sekalipun ditalud dari bawah tidak bisa efisien. Karena memang tanah dasarnya yang sangat lembek,” jelasnya. (Erlin)
Tinggalkan Balasan