Tembus Perkampungan Terisolir di Walmas, Relawan Harus Jalan Kaki 2 Jam Untuk Pemeriksaan Kesehatan
LUWU, TEKAPE.co — Hari ketiga pasca bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Walenrang-Lamasi (Walmas), Kabupaten Luwu, terpantau masih ada perkampungan yang terisolir.
Seperti di Dusun Pa’buntuan dan Dusun Sangtandung, Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara.
Akses jalan ke dua dusun itu masih terhalang material longsor yang terjadi Minggu, 3 Oktober 2021 lalu.
Namun hingga Rabu 6 Oktober 2021 ini, akses jalan perlahan terbuka, usai material longsor diangkat oleh alat berat. Namun kondisi jalan masih terjal dan licin.
Jalan tersebut hanya bisa dilalui kendaraan off-road atau trail.
Di dusun tersebut, ada sekitar 47 kepala keluarga (KK) yang terdampak.
Gabungan Relawan Palopo bersama PSC 119 Kota Palopo berhasil menembus ke lokasi terisolir di Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulsel, Selasa 5 Oktober 2021, pagi.
Sejumlah relawan gabungan dari PSC 119 Palopo, HMI, OPA Jari, Relasi dan HMTI menempuh waktu dua jam berjalan kaki saat menyalurkan bantuan.
“Kami menempuh waktu 2 jam lebih kak jalan kaki,” ujar salah satu relawan, Reski.
Mereka harus menempuh jalan yang terjal, sambil memikul bantuan yang akan disalurkan.
Para relawan nekat menembus daerah terisolir tersebut dengan berjalan kaki melewati gunung demi para pengungsi di daerah itu.
“Daerah tersebut belum tersentuh, mereka membutuhkan bantuan, makanya kita nekat,” ujar Riska.
Tak hanya melakukan assessment, para relawan juga menyalurkan bantuan sembako dan juga dilakukan pemeriksaan Kesehatan oleh PSC 119 Kota Palopo.
“Alhamdulillah, Selasa sore kendaraan sudah bisa tembus,” ditambahkan Adit, yang juga merupakan salah satu relawan gabungan yang ikut.
Warga sangat membutuhkan tenda pengungsian, tikar, selimut, obat-obatan dan perlengkapan bayi.
Kondisi di lokasi tersebut juga memprihatinkan. Pasalnya, warga masih was-was terjadi longsor susulan.
Saat malam hari, mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. (rin)
Tinggalkan Balasan