Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Tak Mampu Berobat, Anak Keluarga Miskin di Luwu Berakhir Lumpuh Layu

LUWU, TEKAPE.co – Angga Saputra, salah seorang warga yang tinggal di Dusun Pandoso Desa Tallang Bulawang Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu, hanya mampu terbaring di rumah panggungnya, akibat menderita penyakit lumpuh layu.

Keluarga Achmad, orang tua Angga Saputra, termasuk keluarga yang kurang mampu, di desa tempatnya bermukim, dan tinggal di rumah panggung yang berukuran kecil.

Orang tua Angga, tidak memiliki pekerjaan tetap. Ayahnya berprofesi sebagai pencari madu di hutan.

Sedangkan ibunya, kesehariannya mengurus rumah tangga dan mengurusi putra bungsunya, yang menderita lumpuh layu.

Anak keempat dari Pasutri Achmad – Risma ini lahir dalam keadaan normal.

Meskipun terlihat ceria, tetapi ia tidak dapat bermain dengan teman sebayanya.

Sebab Balita kelahiran 12 November 2015 ini hanya terkulai lemah dan digendong ibunya ketika hendak disuapin makanan.

Saat dikunjungi media di rumah panggungnya, yang masih beratapkan daun rumbia tersebut, Achmad, sang ayah menceritakan kalau anak bungsu yang sangat disayanginya itu diduga menderita lumpuh layu.

Kejadiannya bermula saat berusia masih sebulan, Angga menderita sakit perut dan kejang-kejang, walaupun Angga sempat dibawa ke Puskesmas, namun dalam perkembangannya tidak ada perubahan.

Karena keterbatasan ekonomi kemudian sang anak juga tidak memiliki jaminan kesehatan BPJS, orang tua Angga tidak membawanya untuk berobat ke Rumah Sakit dan dokter praktek, sehingga penyakit yang diderita buah hatinya itu tidak tertangani dengan baik yang menyebabkan Angga tumbuh tidak normal dan tidak bisa duduk, apalagi berdiri serta bermain.

“Dulu pernah ada bidan datang ke rumah melihat kondisi Angga waktu umur 1 tahun, setelah itu, sudah tidak pernah datang lagi,” ucap Achmad.

Achmad mengatakan, di keluarganya hanya Angga yang tidak punya kartu BPJS, sedangkan tiga kakaknya memiliki BPJS.

“Saya pernah urus BPJS untuk Angga, tetapi kami tunggu sampai sekarang tidak pernah ada informasinya tentang kartu itu,” ucapnya.

Achmad melanjutkan, karena keterbatasan biaya dan serba kekurangan dikehidupan sehari-harinya, sehingga ia juga tidak menguruskan BPJS Mandiri.

“Kita lihat sendirimi pak kehidupan keluarga kami, untuk biaya sehari-hari saja susah, apalagi mau urus BPJS Mandiri, kami tidak punya uang untuk membayar iurannya setiap bulan,” ucap Achmad, dengan nada sedih.

Achmad bersama istrinya, hanya bisa pasrah, karena mereka cuma bisa membawa Angga berobat kampung demi menyembuhkan penyakit Lumpuh Layu yang diderita anaknya itu.

“Pekerjaan saya ini hanya mencari madu di hutan pak, pekerjaan yang hasilnya tidak menentu, kadang dalam sebulan saya hanya dapat 3 sampai 5 botol saja,” ucapnya.

Dia mengatakan kalau untuk saat sekarang ini Sarang Lebah sudah sangat sulit didapatkan di hutan, sehingga ia terkadang menjadi buruh tukang batu, jika ada yang memanggilnya.

Dalam masa pandemi Covid-19 ini keluarga Achmad tidak menerima bantuan BLT Kemensos dan BLT Dana Desa, karena ibu Angga Saputra tercatat sebagai penerima PKH Kabupaten Maros.

Setelah dikonfirmasi ke Pendamping PKH Maros sejak tahun 2015, dia sudah tidak tercatat sebagai penerima PKH karena keluarga Achmad tidak pernah melaporkan alamatnya di Kabupaten Luwu.

Melihat kondisi fisik anaknya yang mengalami lumpuh layu, Achmad dan sang istri, Risma, sangat berharap kepada pemerintah, swasta dan segenap dermawan, untuk terbuka menerima uluran tangan demi kesembuhan putra bungsunya yang sangat dicintainya itu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini