Ini Tips Hindari Corona ala Dokter Cantik Asal Palopo dan Penjelasan Istilah ODP, PDP dan OTG
PALOPO, TEKAPE.co – Penyebaran wabah covid-19 yang begitu cepat, membuat masyarakat was-was dan bahkan ada yang sampai panik.
Tercatat, pertanggal hari ini, Kamis 16 April 2020, angka terkonfirmasi positif corona di Indonesia, telah sebanyak 5.516 orang, yang tersebar di 34 provinsi.
Tingginya angka kematian dan biasnya informasi di media massa dan sosial media, menambah kepanikan masyarakat.
Untuk itu, dokter cantik asal Palopo yang tugas di Mamuju, dr Ananda Asmara, berbagi tips agar sedapat mungkin menghindari terjangkitnya virus corona.
Menurut alumnus SMANET ini, salah satu yang harus dijaga adalah stamina dan tidak panik, tetap tenang, tapi selalu waspada.
dr Nanda, sapaan akrab Ananda Asmara, menyarankan agar menjaga asupan makanan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin c, e, dan zinc.
“Saya mengingatkan untuk terus melindungi diri dan keluarga. Jaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi seperti sayur dan buah, minum vitamin (terutama vitamin C, E dan zinc),” sarannya, Kamis 16 April 2020.
Kemudian dia juga menyarankan, agar melakukan olahraga teratur, pakai masker jika keluar rumah, jaga jarak 1-2 meter dengan orang lain.
“Sebaiknya tetap di rumah, jika tidak ada hal yang terlalu mendesak dikerjakan di luar. Juga yang terpenting, jangan panik, tetap tenang dan waspada,” sarannya.
Selain itu, dr Nanda juga menjelaskan istilah yang sering digunakan dalam penanganan covid-19. Seperti ODP, PDP dan OTG serta terkonfirmasi positif corona. Sebab istilah itu terkadang masih belum banyak masyarakat yang mengetahui dan kadang berbeda memahami.
Menurut dr Ananda Asmara, secara umum, istilah ODP, PDP dan OTG bisa dibedakan dari gejala yang dialami.
Pada Orang Dalam Pengawasan (ODP) misalnya, dia menjelaskan, bahwa gejala yang muncul hanya salah satu antara demam atau gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
“Definisi ODP yakni mereka yang mengalami demam lebih dari 38° celsius atau riwayat demam atau gejala gangguan sistem pernapasan (pilek/sakit tenggorokan/batuk), dan pada 14 hari terakhir ada riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah dengan transmisi lokal,” terangnya.
Selain itu, yang masuk di ODP juga mengalami gejala gangguan sistem pernapasan (pilek/sakit tenggorokan/batuk), dan pada 14 hari terakhir ada riwayat kontak dengan kasus konfirmasi covid-19.
Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Dokter cantik ini, mengatakan bahwa PDP merupakan orang demam lebih dari 38° celsius atau riwayat demam disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan (batuk/sesak napas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat), dan pada 14 hari terakhir ada riwayat perjalanan atau tinggaI di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
“PDP sendiri yakni orang dengan demam dari lebih 38° celsius atau riwayat demam atau ISPA, dan pada 14 hari terakhir ada riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi covid-19, orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit,” lanjutnya.
Selain ODP dan PDP, ada juga istilah Orang Tanpa Gejala (OTG), yang menjadi perhatian publik dan banyak dipahami berbeda.
Menurutnya, OTG merupakan orang tidak bergejala, namun memiliki resiko tertular dari orang yang sudah positif.
“OTG itu belum tentu negatif dan belum tentu positif, tapi dicurigai Positif, karena telah melakukan kontak dari orang yang terkonfirmasi covid-19, namun dirinya tidak bergejala, harus diperiksa karena hasil pemeriksaan itu bisa diketahui dia positif atau negatif,” tambahnya.
Ananda Asmara juga menepis bahwa OTG positif covid-19 yang telah melakukan isolasi mandiri selama 7 hari, virus di dalam tubuhnya telah mati.
“Belum tentu, harus lihat perkembangannya selama 14 hari, juga harus perbaiki daya tahan tubuh, kalau daya tahan tubuhnya rendah apalagi ada penyakit komorbid, seperti gula, HIV, jantung dan stroke, bisa jadi tambah parah,” tepisnya. (bolang)
Tinggalkan Balasan