Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Usai Banjir Bandang, Warga Aceh Barat Temukan Butiran Diduga Emas

Warga menyisir lumpur sisa banjir bandang di Gampong Saeradeuk, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, setelah muncul dugaan temuan butiran emas yang viral di media sosial. (ist)

ACEH BARAT, TEKAPE.co – Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan warga memungut butiran berkilau yang diduga emas di wilayah terdampak banjir bandang di Kabupaten Aceh Barat.

Temuan tersebut sontak menarik perhatian publik dan memicu warga berdatangan ke lokasi.

Peristiwa itu disebut terjadi di Gampong Saeradeuk, Kecamatan Woyla Timur.

BACA JUGA: Sepanjang 2025, Kebakaran Dominasi 1.541 Kejadian Bencana di Jakarta

Dalam video yang viral, terlihat warga menyisir lumpur sisa banjir di sekitar permukiman, lalu mengambil butiran kecil yang tampak berkilau di permukaan tanah.

Butiran yang diduga emas tersebut mulai terlihat saat warga membersihkan material lumpur pascabencana.

Sejak itu, masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi dengan harapan menemukan logam berharga yang diyakini terbawa arus banjir bandang.

Menanggapi fenomena tersebut, Dosen dan peneliti Sumber Daya Mineral Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Staf Khusus Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), Lucas Donny Setijadji, menyatakan, Aceh memang termasuk wilayah yang memiliki potensi sumber daya mineral, khususnya emas.

“Banyak wilayah di kepulauan Indonesia, termasuk Aceh, yang memiliki sumber daya mineral, terutama emas,” kata Lucas saat dihubungi, Minggu (21/12/2025).

Lucas menjelaskan, emas merupakan logam yang memiliki ketahanan tinggi terhadap proses pelapukan.

Dalam kondisi alam tertentu, emas dapat tetap bertahan meski batuan induknya telah mengalami perubahan.

“Batuan yang mengandung emas, meskipun awalnya berkadar sangat rendah, dalam kisaran part per million atau gram per ton, emasnya bisa tetap tersisa sebagai butiran,” ujarnya.

“Sementara mineral lain umumnya telah melapuk dan berubah menjadi tanah,” imbuhnya.

Menurut dia, saat terjadi banjir atau longsor, butiran emas yang memiliki berat jenis tinggi cenderung tidak terbawa jauh.

Partikel tersebut biasanya tertahan di area yang relatif dekat dengan sumber batuan asalnya.

Fenomena ini, kata Lucas, kerap muncul di wilayah yang memiliki sejarah geologi pembentukan mineral emas, terutama setelah peristiwa alam yang mengubah lapisan permukaan tanah.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini