Komisi II DPRD Luwu Timur Perjuangkan Penambahan Gudang Bulog dan Fasilitas Pengeringan
JAKARTA, TEKAPE.co – Komisi II DPRD Luwu Timur melakukan audiensi strategis dengan jajaran Perum Bulog di Jakarta guna mendorong percepatan peningkatan infrastruktur pascapanen di Kabupaten Luwu Timur, Rabu 3 Desember 2025.
Pertemuan tersebut diterima langsung oleh Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Marga Taufik, bersama jajaran manajemen.
Hadir mendampingi dari Dinas Pertanian Lutim, Kabid Ketahanan Pangan Darfan dan Kabid Tanaman Pangan Rahmatullah.
Sementara itu, tujuh anggota Komisi II DPRD: Firman Udding, Sarkawi Hamid, Sukasman, Wahidin Wahid, Ambrosius, Andi Surono, dan Wayan Suparta.
60 Persen Gabah Lutim Mengalir ke Pengusaha Luar Daerah
Dalam pertemuan tersebut, Anggota Komisi II DPRD Luwu Timur, Firman Udding, menjelaskan kondisi sektor pangan di daerah.
Setiap musim panen, Luwu Timur memiliki 24.000 hektare area panen dengan produksi sekitar 160.000 ton gabah.
Namun, sekitar 60 persen gabah petani terpaksa dijual ke pengusaha luar daerah karena kecilnya daya tampung dan kurangnya fasilitas pengolahan pascapanen.
“Kondisi ini membuat petani tidak punya posisi tawar. Saat gudang lokal penuh, tengkulak bebas memainkan harga,” ujar Firman.
Daya Tampung Gudang Bulog Dinilai Tidak Memadai
Firman merinci kondisi fasilitas penyimpanan di Luwu Timur:
- Gudang Bulog Maleku: 4.000 ton (penuh)
- Gudang SRG Mangkutana (sewa pemda): 1.200 ton (penuh)
- Gudang penggilingan: ±2.000 ton (penuh)
Kapasitas aktual sekitar 7.000 ton, sementara kebutuhan penyimpanan jauh lebih besar dari itu.
Akibatnya, petani kerap menjual gabah di bawah harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram.
DPRD Usul Tambahan Gudang 10.000–20.000 Ton
Dalam audiensi, Komisi II secara tegas merekomendasikan agar Perum Bulog menambah kapasitas gudang di Luwu Timur menjadi 10.000 sampai 20.000 ton, sebagai langkah penting untuk menjaga stabilitas harga dan penyerapan hasil panen.
Selain itu, DPRD juga mengusulkan penyediaan lima unit mesin pengering (dryer) berkapasitas 120 ton/jam guna mengatasi masalah tingginya curah hujan yang berdampak pada kualitas gabah.
Luwu Timur Hasilkan 80.000 Ton Beras Setiap Musim
Dari total produksi 160.000 ton gabah, rendemen penggilingan rata-rata 50 persen membuat Luwu Timur menghasilkan sekitar 80.000 ton beras per musim.
Angka ini menunjukkan potensi besar daerah dalam mendukung ketahanan pangan nasional jika didukung infrastruktur memadai.
Komisi II DPRD berharap hasil audiensi ini dapat menjadi dasar bagi Bulog dalam mengambil kebijakan penguatan fasilitas pangan di Lutim.
Dengan sarana memadai, kesejahteraan petani dipastikan meningkat dan stabilitas pangan daerah lebih terjaga.
“Petani adalah pilar ketahanan pangan. Ketika kita memperkuat mereka, kita memperkuat masa depan Luwu Timur,” kata Firman Udding. (*)



Tinggalkan Balasan