Tekape.co

Jendela Informasi Kita

PT IMIP Segera Bangun 3 Smelter Baru, Ini Permintaan Masyarakat Saat Konsultasi Publik

Ilustrasi (internet)

MOROWALI, TEKAPE.co – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) rencananya akan membangun tiga smelter baru di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Terkait rencana itu, PT IMIP melakukan sosialisasi dan konsultasi publik dengan masyarakat sekitar, di aula kantor PT IMIP, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali, Sabtu 15 Desember 2018, yang diprakarsai Senior Vice Perisiden PT IMIP, Slamet Victor Panggabean.

Sosialisasi dan konsultasi tersebut tentang rencana pembangunan pabrik silicon manganese, oxigen plant, dan PLTU 1x 350MW oleh PT Indonesia Tsingshan Staniless Steel.

Juga menyampaikan rencana terkait rencana pembangunan pabrik nickel pig iron (NPI) 150.000 ton /pertahun oleh PT Ranger Nickel Industri, dan rencana pembangunan pabrik feronikel 180.000 ton/ pertahun oleh PT Cahaya Smelter Indonesia.

Dalam rilis PT IMIP disebutkan, melalui dialog itu, masyarakat sekitar menyatakan dukungannya atas perencanaan pembangunan tiga pabrik yang segera akan dibangun di kawasan PT IMIP.

Namun disisi lain, masyarakat minta kepada pihak perusahaan agar mengedepankan kaidah kaidah kearifan lokal, serta menjaga dan melestarikan lingkungan, memberdayakan masyarakat lokal, serta melibatkan masyarakat lokal dalam kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di dalam kawasan IMIP.

Selain hal tersebut, juga perusahaan diminta mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut dengan mengadakan bus antar jemput karyawan, sehinga dapat mengurai kemacetan lalu lintas di sekitar kawasan industri.

Sementara itu, Sekcam Bahodopi menyoroti masalah dampak tidak langsung sampah di kawasan IMIP. Ia mengusulkan kepada perusahaan untuk membangun tempat pembuangan sampah.

Menurut Senior Vice Presiden PT IMIP , Slamet Victor Panggabean,  apa yang menjadi masukan dan aspirasi masyarakat, akan menjadi perhatian bagi IMIP.

Slamet mengatakan, pengusulan masyarakat dipandang perlu studi analisa. Salah satu contoh termasuk pengadaan bus transportasi karyawan.

“Ini perlu studi kajian yang matang, apakah dengan adanya bus karyawan kemacetan langsung teratasi. Sebab jangan sampai rencana mengatasi satu masalah, justru memimbulkn masalah baru lagi. Jadi ini perlu studi dan hal ini melibatkan beberapa pihak,” kata Slamet.

Dalam hal melibatkan masyarakat lokal dalam kesemptan kerja dan kesempatan berusaha dalam kawasan serta pemberdayaan masyarakat, Slamet mengungkapkan, mudah-mudahan dalam waktu dekat ada kesepakatan kerjasama yang terbangun antara IMIP dengan Pemerintah Daerah, agar semua aspirasi masyarakat bisa diaplikasikan.

“Salah satu bentuk dukungan IMIP terhadap pemberdayaan masyatakat, beberapa item telah dikembangkan sebagai contoh guna mendorongan masyarakat untuk berusaha diantaranya, peternakan ayam lokal, ayam potong dan ayam petelur di Desa Lele,” ujarnya.

Ia mengatakan, item tersebut merupakan kebutuhan perusahaan saat ini, tinggal bagaimana masyarakat dapat belajar untuk mengembangkan kedepan.

Sosilisasi tersebut melibatkan tim konsultan dari Kota Palu, tim Humas IMIP, yang dihadiri Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Daerah Morowali, unsur Tripika Bahodopi, sejumlah kepala desa serta BPD dan tokoh masyarakat sekitar. (fid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini