Tekape.co

Jendela Informasi Kita

OPINI: Racun Liberalisme Menjadi Potret Buram Remaja

Nurhayati R Ningsih,S.Kom.

Oleh: Nurhayati R Ningsih,S.Kom (Tenaga Kependidikan)

Sungguh miris melihat kondisi remaja saat ini. Mereka tumbuh dan terjerat liberalisme (paham kebebasan) dalam sistem sekuler yang membentuk mereka menjadi generasi tanpa visi. Menjauhkan mereka dari hakikat hidup sebenarnya. Bahkan berprilaku sangat mengkhawatirkan. Masih hangat di ingatan kita pembunuhan yang dilakukan oleh remaja Kalimatan Timur berinisial J (16 Tahun) terhadap satu keluarga berjumlah 5 orang dilakukan secara sadis dan bengis. Diduga motif pembunuhan yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu karena persoalan asmara dan dendam pelaku terhadap korban. Antara pelaku dengan korban saling bertetangga. (Republik, 2024).

Dilansir juga dari berbagai media online, menunjukkan data yang sangat mencengangkan. 19 ribu kasus kekerasan di indonesia mayoritas korbannya adalah remaja. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), dalam periode 1 Januari-27 September 2023 ada 19.593 kasus kekerasan yang tercatat di seluruh Indonesia. Adapun berdasarkan usianya, korban kekerasan didominasi oleh kelompok usia 13-17 tahun jumlahnya mencapai 7.451, usia 6-12 tahun mencapai 4.286, usia 18-24 tahun mencapai 2.437 kasus, dan 0-5 tahun 1.475 kasus. (databoks.katadata.co.id, 9/2023).

Sulit dipungkiri pergaulan remaja saat ini lebih condong berkiblat pada barat maupun tren korean wave yang menjunjung tinggi paham kebebasan (liberalisme) dalam pergaulan. Sehingga para remaja tidak peduli lagi dengan batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Kondisi tersebut tentu menjadi kekhawatiran bagi banyak orang tua.

Sehingga menurut penulis berbagai faktor penyebab maraknya kriminalitas dan kekerasan seksual yang tinggi di kalangan remaja disebabkan antaranya adalah: Pertama, perkembangan teknologi informasi yang sangat mudah di akses oleh para remaja. Melalui berbagai platform media sosial yang menyediakan konten-konten negatif yang sangat mudah di konsumsi remaja. Konten-konten yang dianggap hiburan ternyata menjadi bibit kebebasan yang diserap oleh para remaja. Yang mulanya sekedar tontonan tetapi berubah menjadi tuntunan. Parahnya para remaja tidak menyadari bahaya yang mengintai mereka yang bisa merusak masa depan.

Kedua, minimnya pengetahuan tentang dampak dari seks bebas. Bahkan tidak sedikit orang tua yang masih berfikir tabu tentanng pemahaman seks. Sehingga tidak sedikit yang justru membebankan pemahaman tersebut pada pihak sekolah. Sedangkan di sekolah pengetahuan tersebut sangat terbatas apalagi didukung oleh sikap para remaja yang minim untuk membaca. Akhirnya dengan pengetahuan yang minim tersebut dibarengi dengan nafsu seks mereka yang terus berkembang tidak mampu untuk mengelola sikap dengan benar yang harusnya mereka lakukan.

Ketiga, gaya hidup kapitalis di lingkungan masyarakat yang meracuni para remaja, membentuk perilaku mereka dengan gaya hidup hedonisme yang menganggap bahwa materi dan kesenangan merupakan tujuan utama dalam hidup. Sehingga bisa membuat mereka melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Seperti banyak kasus kriminalitas atau kekerasan seksual yang dilakukan remaja dipicu oleh persoalan ekonomi akibat buah dari kapitalisme.

Keempat, minimnya pengawasan dari keluarga, sekolah dan masyarakat terlebih negara. Banyak kasus karena kurangnya kasih sayang dari orang tua menyebabkan anak remaja terjerumus dalam tindak kriminalitas maupun pergaulan bebas. Kondisi lingkungan masyarakat yang tidak ideal untuk masa pertumbuhan anak remaja menambah PR orang tua. Ditambah lagi abainya negara dalam melindungi atau menjamin keamanan maupun keselamatan anak remaja terkhusus remaja putri.

Kelima, terjangan propaganda kapitalisme sekuler yang begitu masif di masyarakat tanpa di sadari sedikit demi sedikit mengikis keterikatan individu terhadap penciptanya yaitu Allah swt. Memisahkan agama dari tatanan kehidupan dan menjadikan agama hanya sebatas ibadah mahdah saja.

Mengarahkan Rasa Cinta Remaja
Diperlukannya upaya oleh keluarga, masyarakat apalagi negara untuk memahamkan dan menumbuhkan pemahaman bahwa prioritas pertama dan utama setiap manusia adalah mencintai penciptanya. Apalagi sebagai seorang muslim yang senantiasa harus mengikuti Rasulullah SWA sebagai teladan dalam menjalankan segala perbuatan begitu pun dalam menanamkan rasa cinta maupun cara pemenuhannya.

Dengan melakukan pembinaan secara intensif kepada remaja mereka akan diarahkan untuk menata dan menempatkan rasa cinta yang benar sesuai ketentuan Islam dan hanya mengharap mendapatkan ridha Allah Taala. Juga menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dalam keluarga tidak hanya melalui pembinaan tapi juga bentuk keteladanan dalam keluarga yang akan di lihat dan rasakan langsung oleh anak remaja.

Menjadi begitu penting bagi keluarga muslim untuk senantiasa mengkaji Islam dan berupaya menjalani proses takwa bersama dalam keluarga. Sehingga akan menghadirkan ketaatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan sebab tumbuhnya kesedaran terhadap hubungan dengan Allah Taala.

Keluarga harus memahamkan anak remaja untuk memilih circle pertemanan yang baik, jauh dari aktivitas hedonisme. Lingkungan yang tidak aman mengharuskan remaja untuk lebih menjaga diri dengan memperhatikan kondisi sekitarnya. Mengidentifikasi karakter dan kecenderungan orang sekitar, bahkan orang terdekat. Senantiasa menjaga interaksi dan memperhatikan batasan aurat, meski dalam rumah. Disisi lain, menumbuhkan budaya saling menasihati di antara sesama anggota keluarga agar terhindar dari segala bentuk godaan syahwat maupun tindakan kriminal. Hal terpenting tentu dengan mempelajari Islam beserta seluruh perangkat aturannya.

Negara juga memiliki kontrol dalam mengatur aktivitas online yaitu dengan menutup segala celah konten-konten yang berbau syahwat yang tidak sesuai dengan aturan Islam. Dan juga memberi sanksi yang memberikan efek jera pada pelaku kekerasan seksual maupun kriminalitas lainnya.

Jadi pada dasarnya Islamlah satu-satunya solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan kriminalitas, kekerasan seksual maupun seks bebas yang banyak menjerat anak remaja hari ini. Dengan sistem Islam akan menjadikan akidah sebagai landasan dalam kehidupan. Dengan penerapannya secara menyeluruh maka akan dapat menjaga kemuliaan para generasi remaja hari ini. Wallahu a’alam bish shawab.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini