Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Diduga Korupsi Dana Desa, Masyarakat Pekon Fajar Mulia Desak APH Periksa Kapekon

Kepala Pekon SBY saat dikonfirmasi di kantornya. (Tim)

PRINGSEWU, TEKAPE.CO – Warga masyarakat Pekon Fajar Mulia Kecamatan Pagelaran Utara kabupaten Pringsewu mendesak aparat penegak hukum ( APH) untuk memeriksa kepala Pekon setempat berinisial SBY atas dugaan mark’up. Termasuk kuat dugaan tentang beberapa item kegiatan fiktif dalam pelaksanaan realisasi Dana Desa (DD) tahun anggaran 2021-2022 Pekon setempat, Senin (9/1/23).

” Saya mewakili masyarakat fajar mulia kecamatan pagelaran utara kabupaten pringsewu inisial HM dan  SA  juga RN mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan, terkait realisasi dana desa tahun 2021 dan 2022 yang terindikasi banyak penyimpangan,
Pasalnya dana desa yang diterima pada tahun 2021 sebesar  Rp 920.931 000 dan tahun 2022 sebesar Rp 856.11.000. Hal itu di ketahui dari beberapa kegiatan nampak sangat janggal terkait besarnya anggaran namun diduga penuh dengan aroma mar,up, “terang sumber yang enggan disebutkan namanya berinisial HM, SA dan RN.

Adapun dari beberapa item kegiatan yang diduga tidak sesuai pada realisasinya diantaranya yaitu, 1. Makanan tambahan( stanting, ibu hamil, dan lansia sebesar Rp .44.998.000 ditahun 2021.

” Namun hal itu sampai dengan tahun 2022 masih di anggarkan  dengan nilai yang sama yaitu sebesar Rp 44.998 .000. Ini bukan semakin berkurang anak penderita stanting namun malah meningkat patut di duga di laksanakan asal asalan dalam pelaksanannya, “beber ketiga Sumber tersebut.

Lanjutnya, kemudian item ke 2. Peningmatan alat produksi tanaman, jaringan, jumlah alat produksi  dan pengolahan yang di serahkan ke masyarakat sebesar Rp 89.290.000 di tahun 2022,

“Kami juga belum tau kelompok tani yang mana yg mendapatkan bantuan sebesar itu dan berapa kelompok tani, “ungkapnya.

Kemudian 3. Pengelolaan dan pembuatan jaringan/ instalasi komunikasi dan imfomasi lokal desa poster baleho dan yang lainnya sebesar Rp 27.800.000 di duga penuh aroma mark’up. 

Kemudian ke 4. Belanja  perpustakaan digital  desa sebesar Rp .30.000.000,

“Hal ini di metahui pisik nya hanya berbentuk  kepingan CD dan terlihat mangkrak juga penuh aroma mark’up “masih kata ketiga Sumber tersebut.

Kemudian ke 5. Belanja modal smart vilage dan honor oprator sebesar Rp 39.463.500 + 16000.000, “hal ini diduga telah terjadi di, mark up anggarannya, “ucap Sumber.

Kemudian 6. Pembangunan dan rehabilitasi  ,peningkatan ,pengerasan jalan usaha tani, pelebaran jalan usaha tani sebesar Rp 72.480.000.

Kemudian ke 7. Pemeliharaan jalan usaha tani / jalan pertanian sebesar Rp14.995.000,

“Sepengetahuan kami bahwa didalam pekerjaan tersebut dilakukan dengan bergotong royong tidak melalui sistem upah seperti padat karya tunai itu tidak ada,” tukasnya.

Terpisah kepala Pekon Fajar Mulia SBY saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pada kegiatan dana desa, pihaknya selalu melibatkan masyarakat secara swadaya yang dilakukan secara padat karya tunai desa (PKTD).

“Memang saya tau tentang anggaran itu semua karna saya adalah pengguna anggaran, namun terkait kegiatan sudah ada kaur yang melaksakannya. Silahkan di tanyakan langsung karna saya tidak tahu tehknis nya seperti apa,” kata SBY, saat dikonfirmasi oleh wartawan ini dikantornya. (AJo/Tim KWRI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini