LUWU, TEKAPE.co — Sedikitnya 25 KK warga Dusun Sangtandung, Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, mengungsi ke Gunung Patua, setiap sore.
Mereka berjalan kaki sekira 2 kilometer (Km) dari pemukiman merek, di Perkampungan Muso, Dusun Santangdung.
Mereka mengungsi setiap sore atau saat mendung, karena khawatir kembali terjadi longsor, dan menimpa pemukiman.
Relawan Posko Cinta Untuk Walmas bersama PSC 119 Kota Palopo melakukan penyaluran bantuan dan pelayanan Kesehatan di Posko Pengungsian Gunung Patua, Dusun Sangtandung, Desa Santangdung, Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulsel, Kamis 7 Oktober 2021.
Salah seorang pengungsi di Gunung Patua, Marliani (38) mengatakan, pihaknya mengungsi ke Gunung Patua setiap sore hari.
“Kami mengungsi ke gunung patua untuk mewaspadai adanya bencana alam seperti longsor, dan banjir,” ujarnya.
Marliani menjelaskan, para pengungsi kembali beraktivitas di rumah, saat pagi hari, dan kembali mengungsi di sore hari.
“Kami mengungsi ada 25 KK. Kami ada orang dewasa, ada anak -anak, balita, dan lansia. Kami butuh tenda, alas tikar, selimut, alat penerangan, dan sembako,” jelasnya.
Marliani mengaku, pemerintah daerah (Pemda) belum pernah mengunjungi mereka, dan belum pernah mendapat bantuan.
Sementara itu, salah seorang relawan Posko Cinta Untuk Walmas, Adit, mengatakan, untuk ke lokasi pengungsian, harus berjalan kaki 2 km.
“Untuk menempuh lokasi pengungsian, kita harus berjalan kaki kurang lebih 2 km, dari Perkampungan Muso, Dusun Santangdung,” jelas Adit. (rin)