oleh

Tolak Pemalangan, Lembaga Adat Wulanderi Bunta Desak Akses Jalan ke PT GNI Dibuka Kembali

MORUT, TEKAPE.co – Sejumlah warga menutup akses jalan menuju PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Desa Bunta Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulteng

Aksi penutupan jalan itu menuai pro kontra. Penutupan jalan yang dilakukan oleh M Yahya tersebut, dinilai telah menyusahkan masyarakat setempat.

Untuk itu, sejumlah kalangan mendesak penutupan akses jalan di kawasan Industri, PT GNI yang menanamkan investasinya, segera diakhiri.

Tokoh Pemuda Bunta, Seprianus Nggaluku, mengatakan, penutupan jalan ini telah berdampak terhadap ekonomi warga di desanya, terutama para pedagang yang bergantung dari para Karyawan yang melintasinya.

Kata dia, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama, menuju ke Kawasan Industri yang ada.

“Kasihan para pedagang dan warga yang punya usaha di Bunta, karena akibat penutupan itu pendapatan mereka menjadi berkurang, utamanya yang berdagang di bahu jalan tersebut,“ kata Jamper, sapaan akrabnya, kepada Sejumlah wartawan di Bunta, Minggu (17/4/2022).

Jamper, mengatakan selain pedagang, warga yang punya usaha Kos-Kosan di sekitarnya, pun mengalami hal yang sama.

Bahkan, jika jalan tersebut terus ditutup, maka usaha Kos-Kosan ini terancam tidak memiliki penghuni, lantaran karyawan di PT GNI, memilih pindah ke tempat lain yang aksesnya lebih dekat dari Kawasan Industri.

“Warga di Dusun V Bungini juga paling terkena dampaknya, jika akses jalan ini terus di tutup,” tandas mantan Aktivis Kampus itu.

Sementara itu, melalui pernyataan resmi Lembaga Adat Wulanderi Bunta, menyatakan aksi pemalangan yang dilakukan tersebut, tidak mencerminkan kehidupan Adat dan Budaya yang ada di wilayah Lembaga Adat Wulanderi.

“Menyikapi persoalan pemalangan jalan menuju PT GNI, kami Lembaga Adat Wulanderi menyatakan sikap menjaga Investasi dan mendukung PT GNI untuk melakukan pembangunan Smelter di Bunta. Karena Investasi, sangat penting dan membantu peningkatan perekonomian bagi Masyarakat Morut, khususnya di Bunta,” ujarnya.

Dalam surat pernyataan mereka, terdapat sejumlah penegasan, yang harus menjadi pertimbangan agar penutupan jalan tersebut segera diakhiri.

Pertama, Putra/Putri daerah dari Bunta dan Putra/Putri Morut, tidak bisa masuk bekerja di PT GNI untuk mencari nafkah bagi keluarga jika terjadi pemalangan jalan.

Kedua, Usaha masyarakat Bunta untuk mengantar bahan pokok ke PT GNI tidak bisa lagi dilakukan, jika terjadi pemalangan dan penutupan jalan. Ketiga, Perekonomian di Bunta khususnya di dusun V Bungini, akan merosot akibat pemindahan jalan menuju PT GNI. Ke Empat, Usaha Kos-Kosan di Bunta akan berkurang peminatnya, jika terjadi pemalangan dan pemindahan jalan menuju PT GNI.

Kelima, Kantin-Kantin dan Kios serta pelaku usaha Ekonomi lainnya, yang ada di Bunta akan sepi dan merosot pendapatannya, jika pemalangan dan pemindahan jalan utama tersebut, terus mengalami penutupan.

Oleh karena itu, masyarakat Bunta bersama dengan Lembaga Adat Wulanderi, merasa di rugikan karena banyak anak-anak daerah/Putra daerah Bunta yang bekerja di PT GNI, tidak bisa masuk bekerja untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarganya.

“Demi kepentingan Bersama, demi Kepentingan Negara, demi kepentingan Investasi dan peningkatan perekonomian masyarakat Bunta. Kami minta, penutupan jalan tersebut segera dihentikan,” tukasnya.

Sekedar di ketahui, dampak dari pemalangan jalan tersebut, PT GNI berencana akan merubah jalan menuju ke Perusahaannya.

Jika hal itu sampai terjadi, maka banyak kerugian besar yang ditimbulkan buat masyarakat Bunta. (*/nal)

Komentar