Tanaman Kakao di Desa Pompaniki dan Desa Batualang Mulai ‘Mati Gadis’
LUTRA, TEKAPE.co – Tanaman Kakao di dua Desa di Kabupaten Luwu Utara, yakni Desa Pompaniki dan Desa Batualang mulai mati gadis atau mati disaat umur 10 bulan. Hal itu diutarakan oleh Darni S Hut saat berdiskusi dengan para petani kakao di dua desa tersebut.
Selaku pemandu diskusi, Darni, mengatakan mengenai adanya kakao yang mati gadis, salain itu juga ditemukan kakao yang mati pucuk ia akan segera mengusulkan untuk melakukan pelatihab untuk para petani.
“Kite belum tau penyebab pastinya tanaman kakao bisa seperti ini, maka itu kami usulkan ada pelatihan untuk petani,” kata, Darni. Minggu, 15 Oktober 2017.
Sementara itu, Narasumber diskusi, DR Jumria dan Prof Idris, mengajak masyarakat untuk bekerja secara kelompok dengan tidak hanya menjual biji kakao.
“Kita harapkan kakao bisa dijual dalam bentuk makanan siap saji, dan tidak ada lagi kakao yang mati gadis,” jelas Prof Idris.
Disamping itu, Kelompok tani Pompaniki Rahmat Ansari, mengatakan bahwa untuk berbicara kakao harus dimulai dengan membangun infrastruktur perkebunan.
“Pastikan dulu infrastruktur jalan tani, drainase, dan ketersediaan pupuk. Setelah itu dilankutkan dengan pelatihan dan selanjutnya kita bicara prodag,” jelasnya.
Rahmat, menambahkan persoalan yang dihadapi petani yakni saat penanaman coklat tampa didahului pembangunan infrastruktur kebun. Misalnya dengan menanam coklat dimusim kemarau tampa didahului dengan pembangunan drainase.
“Begitu musim hujan coklat tergenang dan sebahagian mati. Akibatnya banyak petani frustasi. Hal ini harus dibenahi betul seiring dengan semangat kita bicara kampung kakao,” terangnya. (jus)
Tinggalkan Balasan