Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Ramai Pungutan Penyebrangan Hingga Rp15 Ribu/Orang, Relawan: Itu Bukan Kami dan BPBD

Penyebrangan darurat yang disiapkan relawan dan BPBD Kota Palopo untuk membantu warga yang hendak menyebrang akibat penutupan jembatan miring. Penyebrangan ini disiapkan gratis, tanpa pungutan apapun. (riska/tekape.co)

PALOPO, TEKAPE.co – Sudah 18 hari penutupan jembatan miring (jemmir), penghubung utama jalur Trans Sulawesi di perbatasan Walmas-Palopo.

Sejak retak 30 Oktober 2021 malam lalu, hingga kini, Rabu 17 November 2021, jembatan penghubung Jl Trans Sulawesi itu belum juga dibuka.

Rabu hari ini, baru proses pendongkrakan badan jembatan, dan rencananya akan diuji coba Kamis 18 November, besok.

Penutupan jembatan itu membuat relawan bersama BPBD mencari jalan keluar untuk membantu masyarakat menyeberangi sungai, tanpa harus jauh-jauh terjebak macet hingga berjam-jam di jalan alternatif.

Sejumlah relawan membuat penyebrangan darurat. Namun, belakangan ramai dibicarakan di media sosial, lantaran ada pungutan antara Rp5.000 per orang, hingga Rp15 ribu/orang.

Padahal, para relawan yang tergabung dalam Gabungan Relawan se Luwu Raya, menyediakan tempat penyebrangan darurat tanpa memungut apapun alias gratis.

Kalaupun sifatnya ojek, itu di luar dari penyebrangan darurat.

Koordinator Gabungan Relawan se Luwu Raya wilayah bencana Palopo, Egy, mengaku sangat menyayangkan adanya pungutan itu.

“Kami dari relawan, menegaskan, bahwa tidak ada dari kami relawan yang melakukan pungutan,” tegasnya.

Ia mengatakan, sangat disayangkan dalam situasi seperti ini, masih ada saja oknum yang memanfaatkan situasi, terutama meminta uang dalam proses penyebrangan darurat mengunakan perahu karet di wilayah jembatan miring.

“Kami Gabungan Relawan Se Luwu Raya bersama BPBD Kota Palopo tidak pernah meminta sesuatu dalam bentuk apapun kepada masyarakat yang dibantu untuk menyebrang,” tegas Egy.

“Kami ini relawan tanpa surat tugas. Kami di lapangan kerja ikhlas,” katanya.

Egi juga mengaku telah mengordinasikan dengan semua pihak, termasuk Danramil dari kedua Wilayah Palopo dan Walenrang, untuk mengantisipasi adanya pungutan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Medsos kadang memperkeruh keadaan. Cukuplah kami ini turun ke masyarakat dengan nawaitu kami, untuk membantu,” katanya.

Egi berharap, untuk semua pihak, agar jangan menyebar informasi yang tidak jelas. “Kalau ada yang mau bertanya silahkan ke kami,” pungkas Ketua WMI Kota Palopo itu.

Selain relawan yang tergabung dalam Relawan Gabungan Luwu Raya, juga ada WMI Kota Palopo, Forpa Kota Palopo, dan juga PSC 119 Kota Palopo. (rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini