WALMAS, TEKAPE.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) memberikan hibah keuangan untuk pembangunan jembatan, yang menghubungkan Desa Salujambu, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, dengan Desa Lawewe, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara (Lutra).
Daerah perbatasan Kabupaten Luwu – Lutra itu sempat viral di media sosial medio 2021 tahun ini.
Itu setelah salah seorang warga membangun jembatan sendiri, dengan menggunakan uang pribadi.
Jembatan itupun dipungut biaya antara Rp10 ribu bagi motor, dan berkisar Rp25 ribu untuk mobil.
Jembatan berbayar itu dibuat oleh warga Desa Salujambu, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu.
Melihat hal itu, Pemprov Sulsel menggelontorkan anggaran, melalui hibah keuangan ke Pemkab Lutra hampir Rp12 miliar.
Pembangunan jembatan itu dikerjakan CV Michella Cipta Marga dan konsultan pengawas PT Gema Teknik Konsultan, dengan volume pekerjaan jembatan rangka baja C-60 dan jembatan beton B20.
Kabid Bina Marga DPUTRPKP2 Luwu Utara, Machful Djaya ST, mengatakan, jembatan itu sementara dibangun.
“Sudah sementara berlangsung proses pembangunannya,” katanya, Senin 6 Desember 2021.
Sementara itu, Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan, Usdin Iskandar, mengatakan, jembatan penghubung Luwu dan Lutra itu telah dibangun. Namun item pekerjaannya dilakukan di Luwu Utara.
“Kami di Luwu hanya menfasilitasi. Soal pekerjaan dilakukan di Lutra,” katanya.
Ia juga mengatakan, warga sangat berterima kasih dengan pembangunan jembatan itu. Sebab tidak lagi harus mengeluarkan uang untuk menyebrang.
Sementara, salah seorang warga Luwu yang sering melewati jembatan berbayar itu, Kahar, menyampaikan terimakasih atas pembangunan jembatan tersebut.
“Dengan pembangunan jembatan ini, kami sangat terbantu. Terima kasih pak gubernur, ibu Bupati Luwu Utara, dan juga bupati Luwu” ucapnya.
Untuk diketahui, awal mula pembangunan jembatan berbayar tersebut, dilakukan karena warga Desa Salujambu dan Lawewe harus menyeberangi sungai.
Dulu hanya memakai perahu atau rakit, tapi kendalanya kalau ada apa-apa yang mendesak malam-malam, terus harus menyeberang, sementara penjaga rakit tidak di situ berjaga 24 jam.
Akhirnya, ada seseorang yang biasa dipanggil Pak Bakra berinisiatif menawarkan untuk membangun jembatan dengan uang pribadi, dan disetujui oleh warga desa.
Biaya yang dikenakan kepada warga yang ingin menyeberang itu digunakan untuk perawatan jembatan. Perawatan jembatan disebut dilakukan secara berkala. (ham)