Minat Baca Rendah, Persipda Lutra Dorong Layanan Perpustakaan di Wilayah Terpencil
MASAMBA, TEKAPE.co — Sudah menjadi rahasia publik jika minat baca masyarakat masih sangatlah rendah. Salah satu pemicunya adalah keterbatasan infrastruktur berupa sarana dan prasarana perpustakaan sebagai wadah menumbuhkembangkan minat baca masyarakat sekaligus memenuhi kebutuhan literasi dasar masyarakat. Nah, untuk merangsang minat baca masyarakat, pemerintah pusat mencanangkan sebuah gerakan bernama Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) yang jatuh pada 25 Oktober mendatang. Tahun ini adalah pelaksanaannya yang ke-16 kali. Gerakan ini pun disinyalir tidak begitu populer di mata masyarakat.
Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Persipda) Kabupaten Luwu Utara, Maharuddin, turut angkat bicara terkait hal ini. Dirinya tidak menampik jikalau minat baca masyarakat memang masih sangat rendah. Salah satu pemicunya adalah keterbatasan sarana dan prasarana perpustakaan yang mengakibatkan layanan perpustakaan tidak berjalan.
“Harus diakui bahwa gerakan membaca yang dicanangkan pemerintah tidak begitu populer di mata masyarakat. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 5,7% yang betul-betul melaksanakan gerakan tersebut,” ungkap Maharuddin, Masamba, Sabtu 7 Oktober 2017.
Olehnya itu, dia mendorong agar sarana dan prasarana perpustakaan di sejumlah wilayah, utamanya wilayah terpencil, terus digenjot pembangunannya agar layanan perpustakaan berjalan dengan baik.
“Adalah kewajiban pemerintah menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan guna memenuhi layanan literasi dasar masyarakat. Layanan perpustakaan ini sangat urgen, utamanya di wilayah-wilayah terpencil, termasuk juga di wilayah-wilayah pesisir,” tutur Maharuddin.
“Kita harus berpikir keras dan bekerja cerdas untuk mengatasi persoalan ini,” tambahnya.
Terkait GPMB, Maharuddin berharap momentum tersebut dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membangkitkan minat baca masyarakat. Karena menurutnya, GPMB dicanangkan sebagai mitra perpustakaan nasional, perpustakaan daerah dan perpustakaan yang dikelola perguruan tinggi, organisasi dan lembaga lainnya, yang notabene nantinya akan bekerja bersama dalam memopulerkan gerakan membaca ini.
“Gerakan membaca ini harus memperlihatkan kedewasaannya. Dia harus populer di mata masyarakat. Ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama,” pungkas Maharuddin.(LH)
Tinggalkan Balasan