oleh

Gempa di Lombok, 82 Orang Meninggal

JAKARTA, TEKAPE.co – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Data BNPB yang dihimpun sampai Senin, 6 Agustus 2018 pukul 02.30 WIB, tercatat sedikitnya ratusan orang terluka dan ribuan rumah warga mengalami kerusakan.

Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman serta aparat gabungan terus mengevakuasi dan melakukan penanganan darurat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.

Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat sembilan orang, Lombok Tengah dua orang.

“Kota Mataram empat orang, dan Lombok Timur dua orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh,” kata Sutopo dalam keterangan resmi.

Di saat penanganan darurat dampak gempa awal pada akhir Juli lalu dengan kekuatan 6,4 Skala Richter masih berlangsung terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat diguncang gempa dengan kekuatan yang lebih besar.

Masyarakat panik dan berhamburan di jalan-jalan dan bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh.

Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panic dan trauma sehingga pengungsian di banyak tempat.

Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga Minggu pukul 02.00 WIB, setidaknya 100 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil terjadi.

BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR merupakan gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan. Dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan.

BNPB terus mendampingi Pemda, baik Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak. Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat.

TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada Senin pagi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. (*)



RajaBackLink.com

Komentar