oleh

Dewan Adat Pancai Pao Harap Kejelasan Kedudukan di FKN 2019

PALOPO, TEKAPE.co – Dewan Adat Pancai Pao menaruh harapan besar terhadap kesuksesan Festival Keraton Nusantara (FKN) yang dipusatkan di Kota Palopo, yang dijadwalkan mulai dihelat 6-13 September 2019.

Namun Dewan Adat Pancai Pao berharap kepastian kedudukan saat hadir dalam acara FKN nanti.

“Kami tidak mau hanya sekadar hadir. Namun kehadiran kami semua harus jelas, seperti apa dan harus bagaimana,” ujar pemegang Mandat Adat Pancai Pao, Abidin Arif SH, Senin 12 Agustus 2019.

Ia mengatakan, berbicara tentang Kedatuan Luwu, peranan pancai bukan pemangku adat biasa. Namun pancai adalah pemegang pajung terakhir dalam sejarah Kerajaan Luwu. Dimana pajung diartikan adalah kemuliaan.

Salah satu falsafah sejarah kerajaan yang ada di tana Luwu, pajung sudah pasti kedatuan. Tapi kedatuan belum tentu pajung.

“Maka dari itulah, kerajaan Luwu tidak hanya sekadar menjadi yang mulia. Tapi kata yang mulia punya cerita jelas dalam sejarah adat Pancai Pao,” jelasnya.

Terkait dengan FKN yang akan berlangsung, maka kesepakatan dari Dewan Adat Pancai Pao, berharap kehadirannya di FKN nanti tak sekadar hadir.

“Saya selaku pemegang mandat adat pancai pao, untuk tidak boleh sekadar hadir, atau tampil pada acara-acara adat tertentu, jika kedudukan adat pancai tidak jelas. Sebab kami tidak ingin mencedrai sejarah Kerajaan Luwu,” tandasnya.

Abidin mengatakan, cerita sosok Pancai Pao adalah Petta Pao alias Andi Patimanjawari dan Datu Pattimang alias Andi Patiware adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam ceritra sejarah kerajaan tana Luwu.

“Salah satu komitmen yang kami pegang, siri’nya Datu Luwu, siri’na pancai. Begitupun sebaliknya. Siri’nya pancai siri’nya Datu Luwu. Sehingga dewan adat pancai pao berkesimpulan, bahwa adat pancai pao bukan milik personal, tapi milik Kedatuan Luwu,” tandas Abidin.

Yang jelas, kata dia, Petta Pao dan Petta Patimang adalah pelaku sejarah di masa lampau, yang mempunyai kelebihan berbeda, namun selalu menyatu.

“Ibarat matahari, kedua tokoh sejarah ini sama-sama mempunyai cahaya sinar yang berbeda,” ujar Abidin.

Sebagai pemegang mandat adat Pancai Pao, Abidin menyampaikan atas nama dewan adat pancai pao mempertanggung jawabkan ceritera sejarahnya.

“Bila ada yang ingin protes, demi pelurusan sejarah. Mari kita diskusikan. Sebab kami memahami bahwa selain identitas diri, sejarah adalah sebuah identitas bangsa NKRI,” tandasnya. (*)

Komentar