PALOPO, TEKAPE.co – Banyaknya kertas suara di hari pemungutan suara pada Pemilu 2019 mendatang banyak dikhawatirkan masyarakat, khususnya peserta pemilu dan para celag. Mereka khawatir akan bingung dengan sulitnya membedakan kertas suara yang satu dengan lainnya.
Kekhawatiran peserta pemilu, khususnya caleg, karena penyelenggara terkesan tak intens melakukan sosialisasi. KPU tampak hanya melimpahkan sepenuhnya agar peserta pemilu melakukan sosialiasasi, mengingat yang paling dirugikan jika pemilih sulit membedakan adalah caleg.
BACA JUGA:
KPU Dinilai Kurang Sosialisasi, Caleg di Palopo Khawatir Pemilih Kebingungan di Bilik Suara
Caleg DPRD Sulsel dari PAN, Samsul Alam, Sabtu 17 November 2018, mengaku resah dengan kurang intensnya KPU melakukan sosialisasi terhadap kertas suara ini.
“Saya sebagai caleg juga resah. Pemilu 5 kotak. Ribet. Sosialisasi harus intens dan kontennya perlu penjelasan yang rigid, rinci, dan sistematik,” sarannya.
Mantan komisioner KPU Palopo dan Luwu ini berharap, semoga tidak ada nama caleg DPRD kota/kota yang namanya sama dengan dirinya, ‘Samsul Alam.’ Sebab jika ada, bisa sangat dirugikan.
Untuk itu, Samsul menyarankan agar bukan hanya peserta yang mensosialisasikan, tapi KPU yang harusnya lebih intens. Sebab KPU punya anggaran dan yang paling bertanggungjawab terhadap masalah ini.
Untuk diketahui, Pemilu 2019 lebih kompleks dibandingkan dengan pemilu lalu. Pasalnya, di pemilu 2019 ini, ada lima jenis kertas suara yang harus dicoblos di bilik suara.
Lima kertas suara itu meliputi kertas suara calon presiden dan wakil presiden, calon anggota DPD, calon DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Untuk membedakan kertas suara yang satu dengan yang lainnya, KPU membedakan dengan warna di kop surat suara.
Hanya saja, sayangnya, KPU kurang massif melakukan sosialisasi untuk membedakan kertas suara. Sehingga dikhawatirkan pemilih, baik pemilih pemula, utamanya mereka yang sudah berumur, akan sulit membedakan. (rin)
Komentar