Tekape.co

Jendela Informasi Kita

Bulan Bergaya Dengan Selendang dan Rok Hasil Tenungan Rongkong

MASAMBA, TEKAPE.co — Lestarikan Budaya Rongkong, Mantan Aspuri Bupati Luwu Utara, Bulan Masagena Bangga mengenakan tenunan tradisional kain Rongkong, merupakan salah satu cara melestarikan nilai~nilai budaya. Hal itu disampaikan melalui via Facebook pribadinya, Minggu 15 Oktober 2017.

“Tenunan tradisional kain rongkong merupakan tenunan khas peninggalan leluhur, yg diproduksi dari tangan~tangan masyarakat rongkong secara turun temurun,” pangkasnya.

Selain itu, Bulan Masagena juga jelaskan Bahan baku tenunan tersebut yang terdiri dari kapas dipintal jadi benang kemudian diberi pewarna alami dari dedaunan dan akar-akar kayu tertentu. Kemudian ditenun menggunakan alat tenun tradisional.

Adapun jenis Tenunan tradisional kain rongkong terdiri dari beberapa diantaranya  Pori Lonjong, Pori Situtu’, kulambu tanete, Selendang, talitobalu dll. Dan dari jenis-jenis itu kemudian terdapat banyak motif yg masing-masing memiliki makna tersendiri yang mengandung nilai~nilai sosial dalam masyarakat, tambahnya.

Bulan Masagena yang sedang duduk bersantai itu, juga menyampaikan bahwa Jenis tenunan yg saya kenakan sebagai Rok adalah jenis Pori situtu’ dengan motif sekong sirenden sipomandi dibingkai motif bunga bau dan motif sora sedangkan pada selendang terdapat motif guliling dibingkai motif bua~bua dan sora.

Sekong Sirenden sipomandi adalah motif yang berbentuk sambung menyambung tidak putus bermakna pentingnya persatuan dalam masyarakat yang terjalin kuat, saling memupuk, menjaga Kebersamaan dan Saling bergandengan tangan dalam mengarungi bahtera kehidupan, kemudian dibingkai motif Bunga Bau yg menggambarkan pentingnya untuk saling menjaga, melengkapi dan menciptakan rasa kebersamaan serta kekeluargaan. selanjutnya Motif Sora di ujung kain tenunan yg bermakna sebagai benteng pertahanan yg selalu menjaga keutuhan dan keamanan.

“Tenunan tradisional kain Rongkong dapat digunakan sebagai selendang, sarung, baju, tas, aksesoris pelengkap pakaian adat dan juga dijadikan bahan dekorasi pada acara-acara tertentu seperti pesta adat, penyambutan tamu agung dan lain sebagainya,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini