oleh

Anwar Hafid Kritik Kebijakan Bupati Morowali yang Baru

MOROWALI, TEKAPE.co – Kabupaten Morowali kini telah memasuki usia ke-19, Rabu 5 Desember 2018. Banyak harapan yang disampaikan untuk Morowali di usia yang sudah lepas dari usia remaja ini.

Salah satu harapan itu disampaikan Mantan Bupati Morowali dua periode, Drs H Anwar Hafid. Ia menyampaikan harapannya terhadap pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Morowali periode 2018-2023, Drs Taslim dan Dr H Najamudin SAg SPd MPd (TAHAJUD).

Anwar berharap, agar program pemerintah harusnya yang benar-benar menyentuh langsung masyarakat. Seperti pendidikan gratis paripurna dan program kesehatan gratis paripurna.

Ia mengeritik kebijakan era TAHAJUD ini yang hanya mengkhususkan proram Jamkesda kepada warga tak mampu. Padahal sejak zamannya, sudah diterapkan universal coverage. Menurutnya, jika itu dierapkan, maka terjadi penurunan.

Anwar, yang ditemui di kediamannya di Morowali, bercerita soal pendidikan gratis. Menurutnya, Morowali selama dipimpin, ada peningkatan cukup baik dari sisi pendidikan.

“Indikatornya, ada peningkatan jumlah mahasiswa, dari tahun ke tahun meningkat. Ini animo masyarakat tinggi. Ini dipicu biaya pendidikan relatif murah. Namun saya akui, peningkatan pendidikan kita belum sampai ke kualitas, baru sampai ke kuantitas,” jelasnya.

Kemudian soal kesehatan. Selama kepemimpinannya, ia menerapkan universial coverage. Semua masyarakat gratis berobat. Kebijakan ini diatur dengan Perda tentang jaminan kesehatan daerah (Jamkesda).

“Keberhasilan dari program Jamkesda ini, kunjungan RS meningkat. Meningkatnya kunjungan ini tidak identik tingginya angkat sakit, tapi karena masyarakat tidak terbebani dengan biaya,” katanya.

Ia menjelaskan, Jamkesda ini akan menanggung semua biaya berobat masyarakat Morowali, selama mau dirawat di kelas III.

Ia mengaku, sengaja untuk tak bergabung dengan BPJS Kesehatan, karena menurutnya, sistem Jamkesda lebih baik.

Anwar, yang juga caleg DPR RI Partai Demokrat dapil Sulteng ini menyampaikan, dengan program kesehatan gratis ini, akan berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.

“Karena masyarakat tak terbebani biaya kesehatan, maka akan terjadi saving dana. Ini berdampak pada jumlah mahasiswa meningkat drastis dari tahun ke tahun,” katanya.

Anwar mengatakan, harusnya bupati sekarang memberlakukan Jamkesda untuk semua, selama bersedia dirawat di kelas III rumah sakit.

Sebab menurutnya, di Morowali ini yang banyak adalah miskin temporer. Seperti kuli bangunan, mungkin bulan ini ada besar omsetnya, namun ketika tidak ada proyek, maka akan kembali miskin.

“Program Jamkesda yang kami terapkan dulu, sebenarnya untuk mengantisipasi bagi kemiskinan temporer. Sebab Morowali ini memang unik. Kalau dibilang ini membenani APBD, saya tidak setuju,” tandasnya.

Anwar menjelaskan, sesuai amanat UU, sektor pendidikan harus 20 persen. Morowali belum sampai. Sementara sektor kesehatan minimal 10 persen dari APBD, itu juga belum sepenuhnya terpenuhi. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak menerapkan universal coverage di bidang kesehatan.

Menurut Anwar, bukan bidang kesehatan dan pendidikan yang membebani APBD, tapi proyek infrastruktur yang terlalu banyak.

“Semoga pemda bisa mengkaji agar lebih arif dan bijakasana, agar program bisa tersentuh langsung ke masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan,” harapnya.

Ia berpesan, agar teruslah bangun kota Bungku, harus terus dipoles agar cantik. Sebab menurutnya, Bungku ini harkat orang Morowali.

“Apa yang telah dikampanyekan, harus ditepati. Itu adalah janji. Mari bantu bupati wujudkan janji kampanye beliau,” imbaunya. (fid)



RajaBackLink.com

Komentar